TEMPO.CO, Tulungagung - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengaku belum mengetahui tewasnya tenaga kerja wanita bernama Anik Susanti, 34 tahun, di Malaysia. Padahal, jenazah korban yang dikabarkan meninggal karena terjatuh dari lantai atas tempatnya bekerja itu sudah dipulangkan ke Tulungagung pada Sabtu, 18 Januari 2014.
Juru bicara Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Santoso, mengatakan belum mendengar informasi kematian Anik, warga Desa Gedangsewu yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. Ketidaktahuan pemerintah setempat ini mengherankan karena jenazah Anik sudah dipulangkan dan dimakamkan di desanya, pekan lalu. "Kami kok belum mendengar kabar itu, ya," kata Santoso saat dihubungi, Senin, 20 Januari 2014.
Santoso justru balik menanyakan alamat dan kronologis kematian Anik saat dimintai tanggapan sikap Pemerintah Kabupaten Tulungagung atas musibah tersebut. Sebab, hingga kini, pihak keluarga tidak mengetahui sama sekali alamat perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang memberangkatkan Anik ke Malaysia.
Mahfud, suami korban, mengatakan istrinya tewas setelah dikabarkan terjatuh dari lantai atas rumah majikannya di Kucing, Malaysia, Rabu, 15 Januari 2014. Kabar tersebut diterima dari tekong yang membantu memberangkatkan Anik ke Malaysia. "Katanya terjatuh saat sedang mengepel lantai," kata Mahfud.
Meski jenazah korban sudah berhasil dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya, namun Mahfud berharap ada pihak yang bertanggung jawab atas kematian tersebut. Sebab, hingga kini, tak ada penjelasan apa pun, baik dari pemerintah maupun perusahaan yang mengirim istrinya itu ke Malaysia. Bahkan Mahfud tidak mengetahui nama dan alamat PJTKI tersebut.
Anik berangkat ke Malaysia pada akhir Desember 2013 atau tiga pekan sebelum kematiannya. Ibu dua anak ini singgah di penampungan calon TKI di Medan selama dua pekan sebelum diberangkatkan ke Malaysia. Namun, baru satu minggu bekerja, dia sudah meninggal. "Kami meminta pemerintah mengusut kematian istri saya," kata Mahfud.
HARI TRI WASONO