Selain memeras, sindikat juga melakukan penipuan lewat layanan pesan singkat yang dikirim secara masif ke seseorang di wilayah tertentu. Orang yang membalas pesan singkat acak ini kemudian diincar sebagai korban.
Toni mengatakan, penindakan ini dilakukan berdasarkan informasi yang diterima dari kepolisian Cina. Menurut Toni, selain di Indonesia, jaringan penipu internasional ini juga menjalankan aksinya dari Vietnam, Singapura, dan Afrika.
“Mereka sengaja beroperasi jauh dari wilayah mereka sendiri dengan maksud menghindari penyidikan polisi negara mereka sendiri, dengan asumsi polisi mereka akan kesulitan karena jauh dan biayanya tinggi jika mengejar ke sini,” kata Toni.
Toni mengatakan, sindikat ini juga sudah semakin canggih dalam menyamarkan lokasi kejahatannya. Misalnya, dengan membuat tempat operasi palsu yang dilengkapi dengan antena sinyal, padahal mereka beroperasi dari tempat lain.
“Biasanya mereka terdeteksi karena ada antena. Tempat kamuflase ini dipasangi CCTV, sehingga kalau ada orang yang curiga bisa terpantau, dan mereka bisa segera kabur dari tempat operasi yang sebenarnya,” kata Toni.