Juru bicara Kedutaan Besar AS di Jakarta, Troy E. Pederson, membenarkan bahwa sudah ada komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia. "Kami akan terus membicarakan masalah ini melalui saluran diplomatik dengan mitra dan sekutu kami," kata Troy.
Kabar adanya fasilitas penyadapan itu berasal dari bekas analis National Security Agency (NSA), Edward Snowden, yang kini mendapat suaka di Rusia. Menurut dia, AS menyadap telepon dan memonitor jaringan komunikasi melalui fasilitas pengawasan elektronik yang berada di kedutaan besar dan konsulatnya di seluruh Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Operasi ini dilakukan oleh Special Collection Service, satuan tugas gabungan Central Intelligence Agency (CIA) dan NSA.
Kabar terbaru ini menunjukkan luasnya skala aksi spionase AS. Sebelumnya, dokumen Snowden juga menunjukkan bahwa NSA menyadap e-mail atau komunikasi para pemimpin dunia, seperti Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Brasil Dilma Rousseff, dan Presiden Meksiko Pena Nieto. Jerman, Meksiko, dan Brasil memanggil duta besar AS setelah kabar itu keluar. Rousseff juga membatalkan kunjungan ke Washington akibat aksi spionase ini.
PRIHANDOKO
Topik Terhangat:
Suap Bea Cukai | Buruh Mogok Nasional | Suap Akil Mochtar | Misteri Bunda Putri | Dinasti Banten
Berita Terpopuler:
Detik-detik Menegangkan Penangkapan Heru
Soal Lurah Susan, Menteri Gamawan Pasrah
Kekayaan Prabowo Lebih dari Rp 1,6 Triliun
Tolak Ahok, PPP Dinilai Mirip Anak Kecil
Polisi Penangkap Heru Teman Sekelas di SMA