TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pemantau percakapan isu di media sosial, PoliticaWave, melansir suara masyarakat seputar pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2014 2014. Menurut Direktur PoliticaWave Yose Rizal, percakapan di media sosial seperti twitter, facebook, blog, dan kanal berita online selama enam bulan, awal Maret-Agustus, didominasi duet Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan politikus senior Partai Golkar, Jusuf Kalla.
"Pasangan Jokowi-JK mendominasi hingga 16,91 persen dari 24.945 percakapan mengenai pasangan capres-cawapres," kata Yose seusai konferensi pers, Selasa, 24 September 2013. Angka ini menyalip pasangan Jokowi-Prabowo Subianto (10,17 persen) dan Jokowi-Aburizal Bakrie ( 3,79 persen).
Analis politik dari Magna Charta, Yunarto Wijaya, mengatakan percakapan politik menjadi alat alternatif untuk menarik calon konstituen. Menurut dia, ketika media massa konservatif tak bisa dipercaya, media maya lebih dipercaya karena pengguna media bisa ikut berinteraksi.
Yunarto mengatakan, hasil mengenai percakapan di media sosial ini menunjukan arah swing voters atau pemilih mengambang menentukan pilihannya pada pemilihan umum 2014. Pemilih mengambang, kata Yunarto, cenderung berasal dari kelas menengah (AB) dan kelompok muda. Hal itu ternyata juga nampak di pengguna media sosial.
Yunarto mengatakan kemenangan pemilu di Indonesia bergantung pemilih mengambang. Berdasarkan penelitian Magna Charta, pemilih ideologis di Indonesia maksimal hanya 30 persen dari total suara. "Kita lihat saja nanti, apakah temuan PoliticaWave ini terbukti pada pemilu 2014," kata Yunarto.
SUNDARI
Terpopuler:
Jebret Gol AFF U-19 Heboh di YouTube
Inilah Hasil Blusukan Indra Memburu Garuda Muda
'Jebret' Dikecam, Valentino: Itu Perhatian
Pengakuan Perwira Polisi Penerima Dana Labora
Ruhut Tantang Penentangnya di Komisi III