Berikut hasil jajak pendapat lewat telepon terhadap 10 analis politik yang berhasil dihubungi.
1. Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Kuskrido Ambardi.
"Pemilihan Presiden 2014 menjadi momentum bagi Jokowi untuk maju sebagai calon presiden. Saya tidak yakin tingkat elektabilitas Jokowi akan sama tingginya jika dia mencalonkan diri pada Pilpres 2019."
2. Direktur Riset Charta Politica Indonesia Yunarto WIjaya
"Peluangnya terbesar. Trennya juga paling baik saat ini. Kalau tidak ada perubahan yang cukup besar, Jokowi tidak akan terbendung. Gaya komunikasi politiknya merakyat."
3. Hanta Yuda, Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute
"Semua hal bisa berubah apalagi bila terjadi peristiwa politik hebat yang menerpa Jokowi. Tapi Jokowi memang tak terbendung. Ini asumsi kalau Jokowi tidak mengalami degradasi politik. Elektablitasnya sudah di atas 20 persen. Itu modal pentingnya."
4. Umar S. Bakry, Sekretaris Jendral Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia.
"Partai selain PDI-P sudah mengincar Jokowi sebagai capres atau cawapres alternatif. PDI-P akan mengamankan Jokowi sebagai aset terbaiknya. Kelihatannya PDI-P bakal menyerah dan akhirnya mencalonkan Jokowi jadi calon presiden."
5. Siti Zuhro, Peneliti dari Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
"Modal Jokowi maju sebagai calon presiden salah satunya keberhasilannya memimpin Solo dan Jakarta. Modal penting lain: kepercayaan masyarakat. Sejak menjabat Wali Kota Solo pada 2007, pengamat sudah memprediksi langkah politik Jokowi bakal mulus. Modal tersebut sudah cukup bagi Jokowi memenangi pemilihan presiden."
6. Ari Dwipayana, Pengajar Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada.
"Jokowi punya keunggulan yang tidak dimiliki oleh calon presiden lain yang sudah memproklamirkan diri. Dia tidak hanya didukung PDI-P, tapi juga lintas partai. Dia juga didukung oleh luar Jawa."
7. Indria Samego, Peneliti Senior The Habibie Center
"Tingkat keterpilihan Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri belum mampu mengungguli Jokowi. Publik sangat merindukan sosok pemimpin yang dekat dengan rakyat, perbuatannya sesuai dengan ucapan serta tampil sederhana. Sekarang kan figur demikian tidak ada."
8. J. Kristiadi, Peneliti Senior di Centre for Strategic of International Studies (CSIS)
"Jokowi menjadi preferensi publik dalam memilih pemimpin. Sudah waktunya Mega menjadi ibu bangsa dan melahirkan pemimpin yang dinantikan seluruh rakyat. Jokowi harus melewati beberapa kendala di internal, Beberapa golongan di internal partai yang masih ingin mengusung Megawati sebagai presiden."
9. Kacung Marijan, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga
"Maju tidaknya Jokowi seratus persen bergantung pada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Masih tanda tanya apakah Bu Mega bersedia melepaskan jatahnya sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan."
10. Arbi Sanit, Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
"Saya belum yakin kalau Jokowi berpeluang paling besar memenangi Pemilihan Presiden 2014. Representasi masyarakat Indonesia hari ini tidak berbentuk piramida (mengacu pada jumlah terbanyak kelompok golongan bawah). Model masyarakat kita sekarang seperti gentong. Golongan menengahnya lebih besar."
KHAIRUL ANAM | ANANDA BADUDU | FAIZ NASHRILLAH | TRI SUHARMAN | BOBBY CHANDRA
Topik Hangat:
Lurah Lenteng Agung | Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim
Berita Lainnya:
Lurah Susan: No Comment!
Warga Demo Lurah Susan, Takut Dikira Non-Muslim
Pendemo Mulai Datangi Kantor Lurah Susan
Jokowi Bagian Strategi Politik PDIP di Pemilu 2014
Roy Suryo Salah Nyanyikan Indonesia Raya
Megawati Diprediksi Restui Pencapresan Jokowi