TEMPO.CO, Jakarta- Aktivitas belajar mengajar di SD Inpres 03 Paniki Kecamatan Mapanget Kota Manado, Sulawesi Utara, tiba-tiba terhenti ketika hujan mulai turun rintik-rintik. Seperti sudah dikomando, para siswa langsung merapikan buku tulis mereka dan bersiap-siap untuk pulang.
"Memang begini kalau hujan turun anak-anak langsung disuruh merapikan buku mereka. Kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan. Kalau tidak, pasti kebasahan baik guru dan murid," kata Kepala SD Inpres 03 Paniki, Elisabeth Sumampouw kepada Tempo, Kamis 22 Agustus 2013.
Menurut Sumampouw, pasca kebakaran yang menimpa sekolah tersebut, sudah hampir 6 bulan ini mereka tak bisa melakukan kegiatan belajar dengan baik. Mereka belajar di ruangan yang terbuka. Walhasil, jika panas terik anak-anak kegerahan, sementara kalau hujan, kegiatan terpaksa harus dihentikan.
Saat ini, pihak sekolah dibantu beberapa orang tua siswa hanya menggunakan terpal seadanya untuk menutup lubang besar yang ada di sekolah tersebut. "Tapi ya karena sudah cukup lama, terpalnya juga sudah mulai rusak. Apalagi saya takutnya balok sisa puing kebakaran. Takutnya ada apa-apa," kata Sumampouw.
Ia menambahkan, sebenarnya pascakebakaran sudah ada pihakdari Kementerian Pendidikan yang mengunjungi mereka dan berjanji segera memperbaiki. Tetapi hingga saat ini belum ada realisasi dari janji tersebut.
"Kami juga sudah tanya ke dinas pendidikan tapi belum ada realisasi hingga saat ini," katanya. "Meja, papan tulis dan alat-alat lainnya juga masih kami pinjam dari sekolah lain."
Kepala Dinas Pendidikan Kota Manado Dante Tombeg yang dikonfirmasi mengaku permasalahan ini telah menjadi perhatian khusus instansinya. "Yang pasti ini akan diperbaiki. Awalnya ada 2 ruangan kelas yang dibangun menggunakan dana dari kementerian, dan kita juga mengusulkan dalam APBD untuk perbaikan tambahan," kata Dante kembali.
Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh Tempo, akibat ruangan kelas yang tidak memadai ini, SD Inpres 03 Paniki mengalami penurunan jumlah siswa dari 342 siswa menjadi 280 siswa. Para orang tua murid memilih memindahkan anak mereka dari sekolah tersebut.
ISA ANSHAR JUSUF