TEMPO.CO, Yogyakarta - PT Kereta Api Indonesia masih menunggu hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) atas kecelakaan kereta Prambanan Ekspres (Prameks). Kecelakaan yang terjadi di Kalasan, Sleman, Yogyakarta, pada 23 Oktober lalu itu mengakibatkan sekitar 40 penumpang terluka. "KNKT masih mengumpulkan data. Kami juga belum bisa memberikan pernyataan mengenai penyebab pasti kecelakaan Prameks," kata Hermanto Dwiatmoko, Direktur Keselamatan Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, di Yogyakarta, Selasa, 30 Oktober 2012.
KAI baru akan melansir secara resmi penyebab kecelakaan kereta pelaju Solo-Yogyakarta itu setelah pengumpulan data dan investigasi selesai. Minimal tiga bulan yang akan datang baru ada kesimpulannya. Apakah karena kesalahan manusia, prasarana, sarana, atau disebabkan oleh faktor lain, seperti rel yang digergaji dan lain-lain.
Saat ini, satu rangkaian Prameks yang nahas itu masih berada di bengkel kereta api Balai Yasa Yogyakarta. Jika masih bisa diperbaiki, kereta akan dioperasikan kembali. Namun harus ada uji coba kelayakan dan keselamatan. Jika lolos, kereta rekondisi 2007 itu bisa dioperasikan kembali.
Ia menuturkan, selama ini kecelakaan kereta api disebabkan oleh banyak hal, antara lain prasarana, sarana, sumber daya manusia, dan faktor luar. Untuk prasarana, misalnya, rel patah dan trek yang tidak presisi. Dari sisi sarana, antara lain, kondisi roda tidak prima, as patah, dan sistem rem tidak sempurna. Sedangkan SDM karena kelalaian manusia. "Kecelakaan yang disebakan oleh SDM sekitar 24 persen," kata dia.
Selama 2012, menurut data dia, kecelakaan kereta api berupa tabrakan antarkereta terjadi dua kali, anjlok 19 kali, terguling dua kali, karena banjir dan longsor sebanyak 0 kali, dan karena sebab lain dua kali. Total terjadi kecelakaan 25 kali.
Pada 2011, kecelakaan kereta api berupa tabrakan antarkereta satu kali, anjok 23 kali, terguling dua kali, banjir dan longsor satu kali, dan karena sebab lain enam kali. Total terjadi kecelakaan 33 kali.
Menurut Kepala Daerah Operasi 6 PT Kereta Api Indonesia Yogyakarta, Sinung Tri Nugroho, pengoperasian Prameks sebagai kereta api penghubung Solo-Yogyakarta-Kutoarjo masih jauh dari keuntungan. Sebab, dengan 13 kali jadwal perjalanan per hari, pendapatannya masih sama dengan dua gerbong kereta api Taksaka ke Jakarta. "Harga tiket yang hanya Rp 10 ribu itu sangat murah," kata Sinung.
Menurut Wakil Manajer Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 6, Kuswardoyo, perjalanan Prameks belum sepenuhnya normal setelah kecelakaan di Kalasan itu. Dari lima rangkaian Prameks, hanya tiga yang dioperasikan. Satu rangkaian mengalami kecelakaan dan satu rangkaian lain masih dalam tahap perbaikan. "Satu rangkaian melayani empat kali perjalanan setiap hari," kata dia.
MUH SYAIFULLAH
Berita Terpopuler:
Djoko Susilo Benarkan Ada Upeti untuk Senayan
Reses, DPR Terima Duit Rp 963 Juta per Orang
Kemahalan, Biaya MRT di Jakarta
Soal Upeti, Dulu Anggota DPR Sopan-Sopan
Di Senayan, Ahok Pernah Ditawari Upeti