TEMPO.CO, Jakarta - Bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, akhirnya mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat, 15 Juni 2012, sekitar pukul 13.40 WIB. Direktur Utama PT Bhakti Investama Tbk itu dikawal tiga mobil. Dua orang gadis cantik menemani Harry ke KPK dengan menggunakan mobil Alphard.
Dua gadis itu menarik perhatian wartawan karena mereka yang pertama kali membuka pintu mobil yang berkaca gelap. Para fotografer terkecoh karena mengira yang turun adalah bos PT Bhakti Investama itu. Tak lama kemudian, barulah Hary muncul dari belakang mobil yang ditumpangi para gadis.
Rencana pemeriksaan Hary sebagai saksi dalam kasus suap pengembalian pajak PT Bhakti Investama sejak 13 Juni lalu. Namun dia memilih mangkir dan menyatakan bersedia diperiksa hari ini.
Kasus ini berawal saat KPK menangkap pejabat pajak Sidoarjo, Tommy Hendratno, di warung padang, Jalan Abdullah Safei, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu lalu. Dia bersama seorang kerabatnya diduga menerima suap Rp 280 juta dari seorang pegawai perusahaan swasta bernama James Gunarji Budiardjo. Ketiganya pun diperiksa intensif di KPK. Tommy dan James ditetapkan sebagai tersangka dan dijebloskan ke penjara. Praktek suap ini diduga berkaitan dengan restitusi pajak PT Bhakti Investama senilai Rp 3,4 miliar.
Hary yang mengenakan kemeja perak dipadu dengan warna merah langsung tersenyum kepada wartawan. Sambil terus berjalan, ia menolak menjawab pertanyaan wartawan. "Nanti saya akan memberi keterangan seusai dari dalam (ruangan KPK)," katanya. Dari belakang Hary mengekor Yusril Ihza Mahendra, pengacaranya. Yusril juga belum mau berkomentar banyak. "Datang untuk mengklarifikasi," katanya.
Salah seorang cewek, yang mengenakan baju putih dengan rok mini bergaris, kepada Tempo mengatakan sengaja menemani Hary ke KPK. "Bukan mengawal, tapi menemani," katanya, yang mengaku bekerja di MNC Grup.
Adapun Kepala Pemberitaan KPK Priharsa Nugraha mengatakan lembaganya tak mengetahui rencana kedatangan Hary ke KPK. Namun dia tak menjawab saat ditanya apakah Hary diperiksa bila sudah datang. "Nanti kami lihat perkembangannya," katanya.
TRI SUHARMAN