TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengagas ide gila mengirim peti mati ke media dan aktivitas sosial media itu adalah Sumardy Ma, Chief Executive Officer (CEO) perusahaan Buzz & Co. Sumardy pun mengakui sudah mengirimkan 100 peti mati. Ia beralasan peti mati itu adalah bagian dari strategi pemasaran buku perusahaan dan peluncuran perdana situsnya.
"Ini cuma bagian dari strategi pemasaran satu perusahaan yang bergerak di bidang agensi komunikasi," kata Sumardy kepada Tempo, Senin 6 Juni 2011. "Ini inisiatif sendiri. Tidak ada hubungannya dengan politik."
Seratus paket itu, kata Sumardy, dikirim ke perusahaan iklan, pemilik, dan tokoh komunikasi pemasaran, termasuk wartawan. "Kampanye pemasaran yang dilakukan perusahaan iklan saat ini amat membosankan," kata Sumardy. "Ini cara gila. Biaya beli peti mati lebih murah dibanding memasang iklan."
Menurutnya, dunia pemasaran sekarang cuma bisa saling meniru dan menyerang. Bagi Sumardy, konsumen harus diapresiasi dengan iklan yang tidak membosankan.
Dia menjelaskan, bagi orang yang dikirimi peti mati akan mendapatkan kode angka yang ditempel di tangkai mawar putih. Angka itu adalah password untuk mengakses situs perusahaannya yang bernama www.restinpeacesoon.com. "Misalnya Wicaksono--petinggi Tempo--*666#," ujar pria keturunan Tionghoa itu.
Sumardy mengaku tidak takut ditangkap polisi dengan tuduhan menebar teror. Baginya, konsep ini tidak ada hubungannya dengan teror. "Isi petinya juga tidak aneh-aneh," kata Sumardy yang saat diwawancara memakai pakaian, sandal, dan kacamata serbaputih.
HERU TRIYONO