Irjen (Pol.) Chairuddin Ismail sendiri dilantik Presiden Wahid sebagai Wakapolri di Istana Negara Jakarta, (Sabtu (2/6) pukul 11:45. Ismail diangkat karena Wakapolri yang lama Irjen (Pol.) Panji Atma Sudirja akan segera memasuki usia pensiun.
Presiden menegaskan bahwa penonaktifan Kapolri tersebut dilakukan atas permintaan Kapolri Bimantoro kepada dirinya, Jumat (1/6). “Segala hal keterangan di luar bahwa dia dinonaktifkan harus dianggap tidak ada. Segala jajaran Polri harus mengindahkan perintah ini dan setiap yang menentang dianggap melakukan insubkoordinasi dan akan dilakukan tindakan hukum terhadapnya,“ ungkap Presiden dengan tajam saat melantik Wakapolri.
Polri, kata Presiden, adalah aparat keamanan dan harus jelas fungsi dan kedudukannya. “Jadi, karena itu, ia (Polri) tidak boleh ikut dalam masalah politik, karena politik sudah ada yang menyelenggarakan dan melaksanakannya,” jelas dia. Presiden menilai hal ini penting sekali untuk diingat untuk mengembangkan kehidupan yang serba baik dan serba teratur.
Wakapolri mulai bertugas sekaligus mengemban tugas dan wewenang Kapolri sejak tanggal penetapan yang tercantum dalam SK Presiden tersebut.
Kapolri non-aktif Bimantoro tidak hadir dalam acara pelantikan tersebut. Demikian pula Panglima TNI Laksamana Widodo AS serta tiga Kepala Staf. KSAU dan KSAL yang sebelumnya hadir dalam pelantikan Agum Gumelar sebagai Menkopolsoskam telah meninggalkan Istana Negara begitu acara itu selesai.
Baca Juga:
Menteri yang hadir pun sudah berkurang, yang tertinggal hanya Menlu Alwi Shihab dan Mendagri dan Otda Soerjadi Soedirdja dan Menkopolsoskam Agum Gumelar. Sedangkan yang membacakan SK Presiden adalah Sekretaris Militer Presiden Marsdya Budi Santoso.
Bimantoro usai pelantikan Menkopolsoskam sempat berjanji akan hadir dalam acara pelantikan Wakapolri. Namun, ternyata ia tidak hadir. Ia tidak mempermasalahkan pelantikan Wakapolri yang berlangsung di istana Negara oleh Presiden, meski menurut dia, jabatan wakapolri dalam struktur organisasi Polri yang baru sudah tidak ada, “dan itu sudah saya sampaikan pada Sekretaris Militer Presiden.”
Kapolri non-aktif tidak bersedia bercerita mengenai tanggapan Wakil Presiden Megawati Suakrnoputri atas penonaktifannya ini. Ia juga tidak bersedia mengungkapkan apa alasan sesusngguhnya dari Presiden Wahid menonaktifkan dirinya. “Yang tahu alasannya hanya Beliau, tetapi yang disampaikan kepada saya karena permintaan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan Ormas yang menuntut saya diganti,” ungkap Bimantoro.
Sedangkan Wakapolri Irjen (Pol.) Chairuddin Ismail menyatakan tekadnya untuk membenahi dan memantapkan posisi polisi dalam kedudukannya yang benar. Ia enggan berkomentar mengenai masalah dekrit. “Itu kan masalah politik, Polri tidak ada sangkut pautnya dalam masalah itu,” ujarnya sampai bergegas memasuki kendaraannya meningggalkan Istana Negara. (Dara Meutia Uning)