TEMPO Interaktif, Purwakarta - Ratusan ruang belajar sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat pertama di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, saat ini dalam konidisi rusak berat dan roboh.
"Tepatnya ada 495 ruang belajar," kata Deddy Effendy, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabuaten Purwakarta, saat dihubungi Tempo, Rabu (29/9).
Semua ruang belajar yang rusak berat dan sebagian roboh tersebut, khusunya bangunan sekolah dasar, ujar Deddy, merupakan bangunan tua yang dibangun melalui program Inpres yang digagas mantan Presiden Soeharto pada periode 1970-an "Jadi pantaslah kalau sekarang sudah pada rusak berat," dalih Deddy.
Salah satu unit bangunan SD yang terdiri dari tiga ruang belajar yang kini sudah roboh akibat dimakan usia yakni SD Cidahu, Kecamatan Pasawahan. Akibat bangunannya sudah rata dengan tanah, sebagian murid SD tersebut sekarang terpaksa menumpang belajar di aula balai desa. "Sudah hampir setengah tahunan," kata Endang, salah seorang warga.
Agar bisa berdiri kokoh kembali, ujar Deddy, fasilitas belajar-mengajar proram wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang sudah rusak berat dan sebgian roboh itu, harus segera direhabilitasi total atau mengantinya dengan bangunan baru.
Berdasarkan perhitungannya, setiap satu lokal ruang belajar dengan fasilitas rangka baja, membutuhan dana antara Rp.70 hingga Rp.75 juta. "Jadi, buat membangun seluruh gedung yang rusak itu dibutuhkan dana mnimal Rp.4,6 miliar. "Kami sudah melaporkannya ke bupati," kata Deddy.
Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta, menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan rehabilitasi total 495 ruang belajar SD dan SLTP tersebut. "Tahun 2011 semuanya akan kami bangun baru lagi," kata Dedi. Dananya, dipastikan diambil dari kas APBD 2011. "Saya pastikan tersedia," pungkas Dedi.
NANANG SUTISNA