Menurut Ira, saat ini hanya tersedia 47 kantong, terdiri dari tiga kantong darah golongan A, 20 kantong darah golongan B, 20 kantong darah golongan O, serta empat kantong darah golongan AB.
Jumlah tersebut, kata Ira, sangat tidak mencukupi kebutuhan. Setiap hari petugas transfusi menerima permintaan darah untuk kebutuhan 30 pasien. Masing-masing pasien membutuhkan dua kantong darah. Dengan demikian kebutuhan setiap hari minimal 60 kantong darah.
Menipisnya stok darah membuat PMI Kediri selalu menolak 50 persen permintaan darah yang masuk. Mereka yang membutuhkan darah diminta mencari pendonor sendiri dari kalangan keluarga sebelum mendatangi PMI.
Kekurangan stok darah, kata Ira pula, sebenarnya sudah terjadi sejak dua pekan pertama bulan Ramadhan. Banyak pendonor yang tidak melakukan donor darah karena sedangkan menjalankan ibadah puasa.
Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya kebutuhan darah dari para korban kecelakaan lalu lintas usai lebaran. Mereka membutuhkan transfusi darah saat menjalani perawatan. “Pasien kecelakaan lalu lintas paling banyak mengajukan permohonan darah,” ucap Ira.
Kebijakan PMI yang meminta pemohon membawa sendiri calon pendonor dikeluhkan keluarga pasien. Mereka mengaku kesulitan mengidentifikasi calon pendonor yang memiliki golongan darah sama yang dibutuhkan pasien.
“Kami harus membawa banyak orang untuk diperiksa dulu di PMI. Sementara pasien membutuhkan darah sesegera mungkin,” tutur Asmiati, 65 tahun, warga Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, yang membawa enam keluarga dan tetangganya ke PMI. HARI TRI WASONO.