TEMPO Interaktif, Sukabumi -Meluapnya sungai Cicatih sehingga menyebabkan jebolnya bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ubrug, Cibadak Sukabumi diduga akibat penggundulan hutan di hulu sungai tersebut. Wakil Bupati Sukabumi, Marwan Effendi berjanji akan menindak tegas para penggundul hutan. "Kita lihat saja nanti," ujar Marwan di Sukabumi, Rabu (16/6).
Beberapa indikasi, menurut Marwan, antara lain banyaknya bangunan-bangunan yang didirikan di sempadan sungai serta di lokasi serapan air. Selain itu, kata dia, pihaknya sudah mengingatkan supaya di wilayah Sukabumi bagian utara tidak dipergunakan untuk mendirikan peternakan ayam. "Faktanya, banyak bangunan peternakan ayam dibangun di wilayah utara. Itu kan tidak boleh karena menyita tempat yang diperuntukan sebagai wilayah penyangga air," ujar Marwan.
Akibat meluapnya air Sungai Cicatih yang melebihi ambang batas, bendungan yang didirikan tahun 1917 untuk pembangkit listrik jebol diterjang banjir bandang. PLTA yang memasok listrik sebesar 18,36 Mega Watt ini pun mati total.
Selain mengalami kerugian akibat bangunan fisik bendungan yang terseret air sungai, akibat mesin pembangkit listrik mati total, pihak PLTA Ubrug mengalami kerugian Rp 2-3 miliar. "Itu hitung-hitungan kalau PLTA ini mati sekitar satu bulan. Jika perbaikan bendungan lebih dari itu, kerugian pun bisa lebih," ujar Jajang Sujana, Kepala PLTA Ubrug.
Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, bendungan buatan jaman Belanda yang mulai dioperasikan tahun 1923 itu tinggal menyisakan potongan tanggul dan mesin hidrolik untuk buka-tutup saluran air. Sementara bangunan fisik bendungan sepanjang 30 meter tak bersisa sedikit pun.
DEDEN ABDUL AZIZ