Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Mojokerto Syamsul Makali ketika ditemui wartawan di lokasi Musda, Kamis sore (7/1) mengatakan, aparat kepolisian diperkuat untuk mengamankan jalannya Musda setelah menerima laporan terjadinya ketegangan. Ketika Musda dibuka pun sudah diwarnai aksi banting kursi dan gebrak meja oleh peserta.
Perhelatan untuk memilih ketua dan pengurus DPD Golkar Kabupaten Mojokerto yang berlangsung di Hotel Royal, Kecamatan Trawas, itu berjalan alot. Sikap emosional beberapa peserta susah dikendalikan. Musda pun akhirnya deadlock karena tidak dicapai kesepakatan tentang hasil Musda.
Pelaksanaan Musda kemudian diambil alih DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Timur dan akan dilakukan Musda ulang. "Itu memang menjadi tanggung jawab penuh pengurus tingkat provinsi,” kata Ketua DPD Golkar Jawa Timur Martono. Dia belum bisa memastikan kapan dilakukan Musda ulang. Namun diperkirakan setelah pelaksanaan Musda seluruh DPD II Golkar seluruh Jawa Timur selesai dilakukan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TEMPO, ketegangan Musda dipicu oleh persaingan dua kubu pasangan calon bupati dan wakil bupati yang akan bertarung pertengahan tahun 2010. Masing-masing pasangan calon itu adalah Mustofa Kamal Pasa dan Ali Kuncoro, serta Suwandi yang saat ini masih menjabat Bupati Mojokerto. Suwandi yang belum memunculkan nama pendampingnya, hadir dan membuka Musda.
Sikap para pendukung kedua kubu ditunjukkan dengan cara-cara yang mengarah pada tindak kriminal. Mereka saling memata-matai kegiatan kubu lawan.
Ali Kuncoro dan beberapa pendukungnya bahkan mendatangi kamar penginapan Sumarmi, salah seorang pengurus Golkar Kecamatan Puri, di Hotel PCP Trawas. Keduanya terlibat adu mulut. Priyanto Wibowo, pengawal pribadi Sumarmi mencoba mendekat untuk melerai. Namun, Priyanto justeru dikeroyok pendukung Ali Kuncoro hingga babak belur. Wajahnya memar. Mulut dan hidungnya mengeluarkan darah. Priyanto dan Sumarmi kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Sektor Trawas.
Kepala Satuan Reskrim Polres Mojokerto Syamsul Makali mengatakan peristiwa pengeroyokan itu sedang diselidiki. ”Kami akan terus menanganinya hingga tuntas dan ditemukan siapa dalang dibalik peristiwa tersebut,” ujarnya.
Mustofa Kamal Pasa membantah Ali Mustafa ditetapkan sebagai tersangka dalam peristiwa tersebut. Dia juga mengaku tidak mengetahui kronologi kejadian karena saat itu dia tidak berada di lokasi kejadian dan sedang berada di Jakarta. ”Sepertinya ini hanya mis komunikasi,” ucapnya. MUHAMMAD TAUFIK.