Persilakan kepolisian bantu bersih-bersih
Selain itu, Meutya juga membuka ruang bagi kepolisian untuk menindaklanjuti proses penyelidikan kasus di setiap divisi kerja Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
"Termasuk kalau memang harus masuk ke kantor kami di Kemenkodigi. Bagi kami ini baik, sekali lagi, sebagai upaya bersih-bersih, agar kantor kami juga bisa menjalankan tugas dan fungsi yang diamanahkan Presiden dengan baik," katanya. "Tadi saya sudah berkoordinasi dengan Kapolri, dengan Kapolda. Intinya, mempersilakan untuk kepolisian membantu untuk bersih-bersih.”
Tanamkan jiwa patriotik
Selain itu, Meutya juga berupaya menangkal tawaran menggiurkan dari para pelaku judol dengan menanamkan jiwa nasionalisme melalui praktik kerja sehari-hari.
"Termasuk tadi saya sampaikan bahwa kita apel sekarang sehari tiga kali. Jadi, dari pagi kita apel, menyanyikan Indonesia Raya, mengucapkan pakta, ketika itu nanti ganti shift, kita apel lagi. Jadi, kita bangkitkan semangat nasionalisme mereka, setiap ganti shift kita akan lakukan apel bersama," katanya, dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menangkap 11 tersangka kasus judol yang melibatkan oknum pegawai Komdigi di Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Ini 11 orang, beberapa orang di antaranya adalah oknum pegawai Kemkomdigi, antara lain ada juga staf-staf ahli dari Komdigi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, 1 November 2024.
Ade Ary menjelaskan pegawai Kementerian Komdigi tersebut memiliki kewenangan untuk melakukan pengecekan web judol hingga memblokir. Namun mereka menyalahgunakan wewenang dengan tidak memblokir situs judol.
Dede Leni Mardianti berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Suswono Komentari 7 Politisi KIM Plus yang Dukung Pramono Anung, Bestari NasDem: Konsentrasi Jadi Cawagub Saja