Pada 1961 Akademi Militer Nasional Magelang di integrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di Magelang. Mengingat pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU dan Polri) memiliki Akademi, maka pada 16 Desember 1965 seluruh Akademi Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).
Sesuai dengan tuntutan tugas, maka pada 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi Akabri Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri Bagian Umum dan Akabri bagian Darat. Akabri Udarat kemudian berubah nama menjadi Akabri Bagian Darat pada 29 September 1979 dan dalam rangka reorganisasi di lingkungan ABRI, maka pada 14 Juni 1984 Akabri Bagian Darat berubah namanya menjadi Akmil (Akademi Militer).
Selain itu, sejak 1 April 1999 Polri secara resmi terpisah dari tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah menjadi TNI. Begitu pula dengan Akademi Kepolisian yang terpisah dari AKABRI. Oleh karena itu, AKABRI pun ikut berubah nama menjadi Akademi TNI yang terdiri dari AKMIL, AAL, AAU.
Sebagai Badan Pelaksana Pusat di tingkat Mabes TNI AD, yang berkedudukan langsung di bawah Kasad, Akmil di Magelang ini memiliki tugas pokok untuk membentuk Taruna Akademi Militer menjadi Perwira TNI AD yang memiliki sikap dan perilaku sebagai prajurit Saptamarga, pengetahuan dan keterampilan dasar golongan Perwira, berkualifikasi Akademis Program Diploma IV Pertahanan serta jasmani yang samapta.
Saat ini, struktur organisasi Akmil dipimpin oleh seorang Gubernur Akmil yakni Mayjen TNI R. Sidharta Wisnu Graha. Adapun lembaga pendidikan militet ini menyediakan beberapa program studi, antara lain: Teknik Sipil Pertahanan, Teknik Mesin Pertahanan, Teknik Elektro Pertahanan, Manajemen Pertahanan, Administrasi Pertahanan.
NI MADE SUKMASARI | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Anggota Kabinet Prabowo Kompak Berangkat Pakai Pesawat TNI AU ke Akmil Magelang