Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjalanan Try Sutrisno dari Militer hingga Wapres, Pernah Disebut Ban Serep yang Tak Terpakai

image-gnews
Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno. TEMPO/Dasril Roszandi
Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dituding tidak menyalami Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno dalam momen peringatan HUT TNI ke-79 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 5 Oktober 2024. Sikap Jokowi ini kemudian ramai diperbincangkan di media sosial.

“Pak Try Sutrisno bahkan sudah sempat berdiri lalu duduk lagi karena dilewati oleh Jokowi begitu saja,” tulis akun @ JhonSitorus_18 di X, dalam unggahan itu disertai video tayangan televisi.

Dalam tayangan itu, kepala negara menyalami mantan Wakil Presiden Budiono, Jusuf Kalla atau JK, dan istri Presiden Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah. Namun Jokowi melewati Try Sutisno begitu saja. Padahal Mantan Panglima ABRI itu berpakaian jas militer lengkap dengan pangkat bintang empat.

Menanggapi kisruh di media sosial, Istana Kepresidenan akhirnya buka suara. Deputi Protokol dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana mengklarifikasi bahwa Presiden Jokowi sebelumnya telah bertemu Try di ruang tunggu dan telah bersalaman. Di sisi lain Jokowi disebut belum sempat menyalami Budiono, JK, dan Sinta.

“Bapak Presiden sangat Menghormati semua elemen masyarakat, apalagi dengan para tokoh pemimpin bangsa,” kata Deputi Protokol dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana melalui pesan singkat dikonfirmasi Tempo pada Senin, 7 Oktober 2024.

Try Sutrisno, pria kelahiran 15 November 1935 di Surabaya, Jawa Timur ini diketahui datang dari keluarga sederhana. Majalah Tempo edisi Sabtu, 13 Maret 1993, melaporkan sejak kecil, Try anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Subandi dan Mardliyah hidup seadanya.

Pertemuannya dengan Soeharto dalam Operasi Pembebasan Irian Barat pada 1962 menjadi awal dari moncernya karier Try. Saat itu, Soeharto ditunjuk oleh Presiden Sukarno menjadi Panglima Komando Mandala yang ditempatkan di Sulawesi. Kala Soeharto jadi presiden, Try kemudian menjadi ajudannya pada 1974.

Perjalanan karier militer Try Sutrisno

Try mengawali karier militernya ketika diterima menjadi taruna Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) dan lulus pada 1959. Try berkesempatan turut dalam perang melawan Pemberontak PRRI pada 1957. Dia juga terlibat dalam Operasi 17 Agustus, Operasi Trikora, Konfrontasi Indonesia–Malaysia, Operasi Seroja, dan Pemberontakan di Aceh.

Perkenalan Try dengan Soeharto yang membuat kariernya melambung itu ditulis ulang oleh Majalah Tempo tiga dekade silam. Meski telah bertemu pada 1962, perkenalan intens keduanya sesungguhnya terjadi pada 1972 atau sepuluh tahun setelahnya. Ketika itu, dalam sebuah seminar tentang “Pewarisan Nilai-Nilai ‘45” di Seskoad, Bandung, Mayor Try Sutrisno tampil memukau.

Membawakan makalah berjudul “Masalah Pewarisan dalam TNI AD dan Integrasi TNI-Rakyat”, anak muda berwajah segar dan berperawakan gagah itu rupanya cukup tangkas. “Try sangat tangkas menjawab berbagai tanggapan dari Jenderal Soemitro, Pangkopkamtib ketika itu,” kata seorang peserta seminar. Penampilan itu pula yang membuat Pak Harto dan mantan wakil presiden Mohammad Hatta yang hadir terkesan.

Sejak itu, perwira lulusan Atekad 1959 ini mulai naik bintangnya. Dari Komandan Batalyon Zipur 10, Letkol Try dinaikkan menjadi kepala biro di Suad Mabes Angkatan Darat. Tahun 1974, Try ditarik ke Istana. Sejak itu ia menjadi ajudan Presiden Soeharto. Adalah Letjen Sayidiman Suryohadiprojo, ketika itu sebagai Deputi KSAD, yang mengajukan nama Try sebagai ajudan presiden.

“Latar belakang intelektualnya cukup, lulus dari Seskoad dengan baik, dan tugas sebagai kepala biro pun baik,” kata Sayidiman, sebagai dikutip Majalah Tempo edisi 20 Februari 1988. “Dia kami ajukan juga karena human relationship-nya baik. Itulah memang kekuatannya.”

Tak cuma Sayidiman yang mengajukan nama Try. Letjen Tjokropranolo, yang ketika itu menjadi Sekretaris Militer, juga termasuk yang menjaring Try. Kenapa? “Ketika itu Pak Harto butuh ajudan yang mendalami masalah pembangunan. Dan perwira pembangunan itu adanya kan di Zeni. Makanya Try kami ambil,” kata Tjokro.

Dan ternyata pilihan Sayidiman dan Tjokro tak meleset. Try menjadi ajudan empat tahun, hingga 1978. Dalam periode itu, Try selain pangkatnya naik jadi kolonel juga merasa dididik dan dimatangkan oleh Pak Harto. Berbagai pengalaman kenegaraan besar dialaminya dari dekat pemegang keputusan, yakni Presiden sendiri.

Try menganggap bahwa jabatan ajudan presiden sebaga“masa belajar tersendiri untuk menambah mantapnya proses pematangannya sebagai perwira ABRI”. Tugas itu dianggapnya berat tapi mulia karena menyangkut keamanan dan ketenteraman pribadi presiden dan keluarganya. Ia kemudian memang amat dekat dengan putra-putri Pak Harto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari Istana, Try dikirim ke Bali menjadi Kasdam Udayana (1978). Dari sana ia naik menjadi Panglima Kodam Sriwijaya di Palembang (1979), Pangdam Jaya (1982), lalu diangkat menjadi wakil KSAD (1985). Setelah menjabat KSAD, Try ditunjuk menjadi Panglima ABRI, hanya beberapa hari menjelang Sidang Umum MPR 1988.

Perjalanan menuju Wapres

Kemudian, pada Februari 1993, bulan yang sama ketika Try berhenti dari posisinya sebagai Pangab dan sebulan sebelum MPR dijadwalkan bertemu untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden baru, anggota MPR dari fraksi ABRI mencalonkan Try Sutrisno untuk menjadi Wakil Presiden atau Wapres.

Max Lane dalam “Suharto vs. ABRI at MPR – 1” di jurnal Green Left, menyebut secara teknis, anggota fraksi MPR diizinkan untuk mengajukan calon mereka untuk Wakil Presiden. Tapi aturan tak tertulis dalam rezim Soeharto adalah menunggu Presiden untuk mengajukan calon yang dipilihnya.

Anggota dari Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia dengan cepat menyetujui pencalonan Try sementara Golkar berupaya memberitahu anggotanya bahwa Golkar tidak mencalonkan Try sebagai Wakil Presiden. Soeharto dilaporkan marah karena telah didahului oleh ABRI.

Tetapi karena tidak ingin adanya perselisihan terbuka, Soeharto akhirnya menerima Try, dan Golkar mencoba mengecilkan ketegangan dengan mengatakan telah membiarkan pihak lain dan ABRI mencalonkan kandidat Wakil Presiden mereka.

Meskipun telah menerima Try sebagai wapres namun Soeharto merasa tidak senang pada pendampingnya itu Soeharto menunjukkan sedikit hal dan bahkan tidak berkonsultasi dengannya dalam proses pembentukan kabinet. Majalah Tempo edisi 2 Januari 1998 menyebut Try sebagai “Wapres Hanya Ban Serep Yang Tak Terpakai”.

Saat Soeharto berkunjung ke Mesir pada 1995, Try dalam sebuah pemberitaan di harian nasional menyatakan jika dalam bisnis, anak pejabat jangan pakai nama bapaknya. Pihak penguasa marah dan sejak itu pemberitaan Try Sutrisno di harian mana pun ditiadakan.

Pengabaian lainnya datang pada akhir 1997 ketika Soeharto harus pergi ke Jerman untuk menerima perawatan kesehatan. Alih-alih mendelegasikan Try untuk menjalankan tugas Presiden, Soeharto justru menunjuk Menteri Sekretaris Negara, Moerdiono. Sebuah KTT APEC juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri, Ali Alatas, alih-alih Try.

Pada 1998, pada Sidang Umum MPR banyak yang menginginkan Try Sutrisno untuk mengemban masa jabatan kedua sebagai Wakil Presiden. Meskipun ada dukungan yang kuat, Try Sutrisno tidak berambisi. Pada akhirnya Soeharto memilih BJ Habibie sebagai pendampingnya.

Pada 2011 silam, atau tiga belas tahun setelah Presiden Soeharto dilengserkan lewat gerakan yang dimotori mahasiswa, Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden sekaligus mantan ajudannya, membeberkan sisi Soeharto sebagai pemimpin yang humanis. Baginya Soeharto adalah pemimpin yang tidak suka melakukan intervensi.

“Pak Harto sangat humanis, bukan pemimpin otoriter,” katanya dalam peluncuran buku yang diadakan di Museum Purna Bhakti, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Rabu 8 Juni 2011.

HENDRIK KHOIRUL MUHID  | AQIDA SWAMURTI | MAJALAH TEMPO

Pilihan Editor: Mantan Wapres Try Sutrisno Disebut Tak Disalami Jokowi Saat HUT TNI ke-79, Ini Profil dan  Sederet Tanda Jasa Militernya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cita-cita Jokowi Perkuat Poros Maritim, KKP: Pelaksanaannya Baru 40-50 Persen

44 menit lalu

Melalui Tol Laut pemerintah berkomitmen mendukung pembangunan wilayah-wilayah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan (3TP). Dok. Kemenhub
Cita-cita Jokowi Perkuat Poros Maritim, KKP: Pelaksanaannya Baru 40-50 Persen

Asisten Khusus KKP, Abdi Suhufan menganggap penguatan sektor maritim yang dicita-citakan Jokowi belum terpenuhi secara maksimal.


Jokowi Makan Malam dengan Prabowo Bahas Keberlanjutan

55 menit lalu

Presiden Joko Widodo bersama Menhan yang juga Presiden Terpilih Prabowo Subianto tiba dilokasi acara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa 1 Oktober 2024. TEMPO/Subekti.
Jokowi Makan Malam dengan Prabowo Bahas Keberlanjutan

Pertemuan Jokowi dan Prabowo malam ini digelar secara tertutup.


Jokowi Pulang ke Solo Seusai Prabowo-Gibran Dilantik: Mau Tidur

1 jam lalu

Presiden Joko Widodo lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2024, untuk kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur. Sekretariat Presiden
Jokowi Pulang ke Solo Seusai Prabowo-Gibran Dilantik: Mau Tidur

Jokowi mengatakan langsung pulang ke Solo, Jawa Tengah, usai pelantikan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, 20 Oktober 2024.


Cerita Jokowi Pening ketika Mengemas Barang sebelum Pindah dari Istana ke Solo

1 jam lalu

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Mensesneg Pratikno sebelum dimulainya rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 27 Agustus 2024. Rapat Terbatas terkait Penanganan Mpox dan Persiapan Penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali. TEMPO/Subekti.
Cerita Jokowi Pening ketika Mengemas Barang sebelum Pindah dari Istana ke Solo

Jokowi mulai mengemas barang-barang pribadinya di Istana Kepresidenan Jakarta untuk dipindahkan ke kediaman pribadi di Solo


Jokowi Minta Penyebab Deflasi Beruntun Dicek Betul, Ini Penjelasan Ekonom

2 jam lalu

Transaksi jual beli cabai rawit merah di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa 30 Juli 2024. Mengutip data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) kementerian perdagangan, harga cabai rawit merah dalam 4 hari melambung hampir 21%, menjadi Rp 75 ribu per kilogram. Sedangkan secara nasional, harga cabai jenis yang sama naik hampir 2%. TEMPO/Tony Hartawan
Jokowi Minta Penyebab Deflasi Beruntun Dicek Betul, Ini Penjelasan Ekonom

Presiden Jokowi mempertanyakan musabab deflasi lima bulan beruntun. Para ekonom menilai penurunan daya beli masyarakat yang menjadi penyebabnya.


Rumah Pensiun Jokowi Belum Siap Huni menjelang Lengser

2 jam lalu

Aktivitas pekerja di lahan yang menjadi rumah pensiun untuk Presiden Jokowi yang berada di Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah segera dibangun dan ditargetkan selesai 2025. Foto diambil Rabu, 26 Juni 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Rumah Pensiun Jokowi Belum Siap Huni menjelang Lengser

Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengungkapkan pembangunan rumah pensiun Presiden Jokowi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, masih berjalan.


Alasan Gus Yahya Bilang Separuh Kabinet Prabowo akan Diisi Kader NU

2 jam lalu

Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf memberikan keterangan pers mengenai lima Nahdliyin bertemu Presiden Israel di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa, 16 Juli 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Alasan Gus Yahya Bilang Separuh Kabinet Prabowo akan Diisi Kader NU

Gus Yahya mengatakan kader NU siap mengemban posisi apa pun yang diberikan oleh Prabowo.


Jokowi Bilang Keppres Pemindahan Ibu Kota Diteken Prabowo, Pengamat: Upaya Menjaga Citra dan Lempar Tanggung Jawab

2 jam lalu

Keterangan Pers Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo, IKN, 12 Agustus 2024. Tangkap layar video Sekretariat Presiden
Jokowi Bilang Keppres Pemindahan Ibu Kota Diteken Prabowo, Pengamat: Upaya Menjaga Citra dan Lempar Tanggung Jawab

Ekonom dan pengamat kebijakan publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menilai pernyataan Jokowi Keppres Pemindahan Ibu Kota mesti diteken Prabowo sebagai upaya melempar tanggung jawab sekaligus melindungi citranya di masa depan.


Mantan Wapres Try Sutrisno Disebut Tak Disalami Jokowi Saat HUT TNI ke-79, Ini Profil dan Sederet Tanda Jasa Militernya

2 jam lalu

Wakil Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Try Sutrisno.
Mantan Wapres Try Sutrisno Disebut Tak Disalami Jokowi Saat HUT TNI ke-79, Ini Profil dan Sederet Tanda Jasa Militernya

Istana Kepresidenan buka suara soal isu Presiden Jokowi yang dituding tidak menyalami Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno saat HUT TNI ke-79 lalu.


Jokowi Sebut Keppres Pemindahan Ibu Kota Mestinya Diteken Prabowo, Pengamat: Melempar Bola Panas

3 jam lalu

Pekerja berjalan di jembatan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu 31 Agustus 2024. Komisi V DPR menyetujui usulan tambahan anggaran yang diusulkan Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono senilai Rp20,32 triliun untuk pembangunan IKN pada 2025 untuk bidang bina marga, cipta karya, hingga pembangunan rumah. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Jokowi Sebut Keppres Pemindahan Ibu Kota Mestinya Diteken Prabowo, Pengamat: Melempar Bola Panas

Ekonom dan pengamat kebijakan publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menyebut Presiden Jokowi melempar bola panas ke presiden terpilih Pilpres 2024 Prabowo Subianto ihwal keberlanjutan pembangunan IKN.