TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sujito menjadi bagian dari 1.000 akademisi UGM yang menyatakan sikap dan keprihatinan terhadap situasi darurat demokrasi Indonesia saat ini. Arie mengungkapkan, sikap ini merupakan respons terhadap kondisi demokrasi Indonesia yang sedang menghadapi masalah serius.
“Kami prihatin dengan kemunduran demokrasi dan hukum pasca reformasi yang ditandai oleh ketegangan hukum dan manipulasi politik yang dapat mengancam konstitusi serta tatanan bernegara dan bermasyarakat,” kata Arie Sujito, pada 24 Agustus 2024.
Arie menjadi salah satu akademisi UGM yang memberikan dukungan kepada mahasiswa untuk aktif mengkritik pemerintah. Sebelumnya, Arie juga sempat turun dalam aksi “Kampus Menggugat: Tegakkan Etika & Konstitusi, Perkuat Demokrasi” pada 12 Maret 2024 yang melihat demokrasi semakin menurun. Arie juga menyampaikan, peran akademisi dan intelektual harus terus bersuara merespons keadaan demokrasi Indonesia, termasuk mahasiswa UGM.
Profil Arie Sujito
Arie Sujito yang lahir di Madiun, Jawa Timur ini merupakan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. Ia menempuh sarjana di Sosiologi, UGM yang berhasil lulus pada 1997. Selama menjadi mahasiswa, ia aktif mengikuti organisasi dalam pers kampus Sintesa dan menjadi Presidium Dewan Mahasiswa UGM.
Selain itu, ia juga aktif mengikuti kegiatan pencak silat di UKM Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Bahkan, ia juga menginisiasi untuk membubarkan Senat Mahasiswa dan mendirikan Dewan Mahasiswa UGM pada 1994. Ia juga aktif berdinamika dalam organisasi pergerakan Indonesia, gerakan sosial antikorupsi, dan aktivitas perjuangan demokrasi, seperti tercatat dalam laman pribadinya.
Lalu, pada 1999, Arie memulai karier sebagai dosen di UGM. Setelah itu, pada 2004, ia berhasil lulus dengan gelar magister di Sosiologi, UGM. Kemudian, pada 2015, ia berhasil mendapatkan gelar doktornya. Dua tahun usai mendapatkan gelar doktor, ia membuka Sanggar Maos Tradisi yang menjadi ruang untuk beragam aktivitas, seperti diskusi, menulis, pameran seni, pertunjukkan teater, dan berlatih gamelan.
Arie memiliki jejak karier yang bergelut dalam dunia akademik. Pada 2007-2009 dan 2009-2011, ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Institute for Research and Empowerment (IRE) yang berfokus pada tema demokrasi. Lalu, pada 2013, ia diangkat menjadi Ketua Departemen Sosiologi.
Saat ini, ia menjabat sebagai Wakil Rektor UGM periode 2022-2027 dan Ketua Umum Ikatan Sosiologi Indonesia periode 2023-2027. Di samping jabatan tersebut, ia masih aktif menjadi dosen yang mengampu mata kuliah Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Masyarakat Sipil dan Demokrasi, Pembangunan Keterbelakangan, Ketimpangan Sosial dan Kemiskinan, serta Masyarakat dan Lingkungan Hidup.
Arie Sujito juga aktif menuangkan gagasannya dalam tulisan di media massa, jurnal, dan buku. Adapun, karya-karya yang pernah diterbitkan oleh Arie, yaitu Pemuda Pasca Orde Baru (2012), Konteks dan Arah Pembaruan Desa dalam Advokasi RUU Desa (2013), Secangkir Politik (2019), dan New Normal – Perubahan Sosial Ekonomi dan Politik Akibat Covid-19 (2020).
RACHEL FARAHDIBA R | SUKMA KANTHI NURANI | ANANDA RIDHO SULISTYA | ANNISA FEBIOLA
Pilihan Editor: BEM KM UGM Siap Lanjutkan Aksi Mahasiswa: Amarak karena Praktik Bernegara yang Kotor