TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 1 Juli diperingati HUT Bhayangkara. Pada 2024, puncak peringatan HUT Bhayangkara ke-78 akan diadakan upacara di Lapangan Monas yang dihadiri Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Peringatan ini juga akan menyajikan defile dan pesta rakyat yang menyuguhkan hidangan makanan dan minuman dari 150 UMKM. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, pesta rakyat dilaksanakan dalam rangka pendekatan Polri kepada masyarakat agar semakin dicintai dan mempererat persatuan dan kesatuan.
Berdasarkan Antara, hasil survei Litbang Kompas menyebutkan, sebanyak 71,3 persen masyarakat menilai citra Polri positif. Angka ini terus mengalami peningkatan pada Agustus 2023 sebesar 66,8 persen, lalu pada Desember 2023 sebesar 71 persen.
Selama berdiri, Polri memiliki makna dan identitas yang tergambar dari logonya. Lambang Polisi bernama Rastra Sewakottama yang berarti “Polri adalah Abdi Utama dari pada Nusa dan Bangsa.” Arti ini adalah Brata pertama dari Tri Brata yang diikrarkan sebagai pedoman hidup Polri sejak 1 Juli 1954.
Polri yang tumbuh dan berkembang dari serta untuk rakyat harus bertindak menjadi pelindung dan pengayom. Polri juga harus bertindak jauh dari penguasa. Prinsip yang dipegang Polri ini sesuai dengan paham kepolisian semua negara, yaitu vigilant quiescent (kami berjaga sepanjang waktu agar masyarakat tentram).
Menurut Polri.go.id, prinsip Polri tersebut diwujudkan dalam bentuk logo dengan rincian makna sebagai berikut.
Perisai
Perisai dalam logo Polri bermakna pelindung rakyat dan negara. Pada perisai, terdapat pancaran obor yang memiliki makna penegasan tugas Polri. Selain itu, pancaran obor juga bermakna penyadaran hati nurani masyarakat agar selalu sadar tentang pentingnya keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Tangkai padi dan kapas
Secara garis besar, tangkai padi dan kapas melambangkan cita-cita bangsa menuju kehidupan adil dan makmur. Secara rinci, logo yang tergambar ini ada 29 daun kapas dengan 9 putik dan 45 butir padi menunjukkan tanggal pelantikan Kapolri pertama, yaitu 29 September 1945. Saat itu, Kapolri pertama dijabat oleh Jenderal Polisi Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo.
Tiga Bintang di atas Logo
Tiga bintang di atas logo Polri bermakna Tri Brata, yaitu pedoman hidup Polri.
Isi Tri Brata:
Kami Polisi Indonesia
1. Berbakti kepada nusa dan bangsa dengan penuh ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan dalam menegakkan hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Senantiasa melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat dengan keikhlasan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban.
Warna hitam
Logo Polri yang didominasi warna hitam merepresentasikan keabadian dan sikap tenang. Selain itu, warna ini juga menjadi harapan agar Polri selalu tidak goyah dalam situasi apa pun serta memiliki stabilitas nasional tinggi agar selalu berpikir jernih, bersih, dan tepat dalam mengambil keputusan.
Pilihan Editor: HUT Bhayangkara ke-78: Ini Daftar Pangkat Polri dari Terendah sampai Tertinggi