Tidak terlalu signifikan
Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menyebut kemungkinan Jokowi dalam mengatur Pilkada tidak terlalu signifikan. Karena menurutnya, jadwal kontestasi politik nanti, Jokowi sudah tidak menjabat lagi sebagai Presiden RI. Namun, katanya, peran kandisasi pemilihan calon masih sangat kuat.
"Kalau soal pengaruh Jokowi dalam kandisasi calon saya kira itu tidak dibantah. Tapi apakah calon yang akan diusung dan direstui akan menang tidak ada jaminan," kata Adi, Selasa, 18 Juni 2024, seperti dikutip dari Tempo.
Adi menjelaskan masa jabatan Jokowi bakal berakhir 20 Oktober 2024 nanti. Sementara Pilkada 2024 bakal berlangsung pada 27 November yang saat itu Presidennya adalah Prabowo Subianto.
"Faktor Jokowi menentukan orang-orang yang bertanding dalam Pilkada itu tidak terlalu signifikan. Ya faktor Prabowo bisa memberikan magnet dan dampak pada politik elektoral secara signifikan," ujarnya.
Ketika Pilkada berlangsung nanti, kata dia, Prabowo sudah dilantik menjadi Presiden RI terpilih. Adi menilai, saat ini faktor cawe-cawe Pilkada Jokowi memang cukup kuat dalam hal menentukan calon orang-orang terdekatnya. Tapi pada pelaksanaannya nanti, Adi meragukan apakah power Jokowi masih berpengaruh pada pemenangan calon tertentu.
"Jadi yang bisa mengorkestrasi kemudian mengorganisir memanaskan mesin politik, mengkonsolidasi kekuatan-kekuatan politik terutama calon yang diusung KIM (Koalisi Indonesia Maju) adalah Prabowo," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum kelompok relawan Projo Budi Ari Setiadi mengatakan, Presiden Jokowi tidak campur tangan di Pilkada 2024.
"Presiden cuma menampung aspirasi. Masa istilahnya cawe-cawe. Kamu juga bisa sampaikan si ini si ini si ini. Masa cawe-cawe?" kata Budi Arie yang juga Menteri Komunikasi dan Informatika, di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024.
DESTY LUTHFIANI | SAVERO ARISTIA WIENANTO
Pilihan Editor: Pengamat Nilai Peran Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada 2024 Sebatas Kandisasi Calon