TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa, berbagi pengalaman saat dirinya kalah dua kali di pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) melawan Soekarwo atau Pakde Karwo pada 2008 dan 2013. Bahkan, Pilgub kala itu sampai dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK). Mengakui kekalahannya, Khofifah menyebut dia tak pernah mengusik kemenangan rival politik.
Khofifah mengungkapkan bahwa kekalahan pertamanya pada 2008 disertai dengan dukungan yang kuat dari jaringan politik di Jawa Timur. "Justru (kekalahan) yang pertama itu networking (jejaring) di Jatim sangat kuat," tutur Khofifah dalam Rakornas PAN di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Mei 2024.
Selanjutnya, kekalahan kedua Khofifah terjadi pada Pilgub Jawa Timur 2013. Dia mengajukan gugatan ke MK dalam kedua kekalahannya.
"Proses di MK itu sampai dua kali, itu juga panjang sekali. Tapi ya, Allah belum kasih (kemenangan) pada saat itu," imbuh Mantan Menteri Sosial di Kabinet Kerja itu.
Walaupun mengalami kekalahan dua kali dari Pakde Karwo, Khofifah menyatakan bahwa dia tidak pernah mengganggu pemerintahan rivalnya.
"Saya rasa tidak akan menemukan jejak digital di mana saya misalnya melakukan sesuatu kepada pemenang. InsyaAllah, tidak ada itu," kata dia.
Hari ini PAN menggelar bimbingan teknis (bimtek) serta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang dihadiri 1.300 calon kepala daerah dari provinsi dan kabupaten seluruh Indonesia.
Dalam acara tersebut turut hadir Waketum PAN Yandri Susanto, Ketua DPP PAN Zita Anjani, Sekjen PAN Eddy Soeparno dan Wali Kota Bogor Aria Bima. Khofifah turut hadir untuk mengisi materi dalam bimtek terkait strategi visi dan misi untuk calon kepala daerah.
Pilihan Editor: KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang