Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Situs Gunung Padang Pernah Ramai Dibicarakan Pada Era Presiden SBY Hingga Muncul Perpres

image-gnews
Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Situs Gunung Padang merupakan situs cagar budaya nasional yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Gunung Padang diperkirakan merupakan bangunan punden berundak dengan ukuran paling besar dan diklaim sebagai situs tertua di Indonesia.

Artikel ilmiah berjudul “Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia” di jurnal Archaeological Prospection ditarik kembali oleh penerbit Wiley Online Library. Pada laman resmi jurnal itu disematkan kata 'Retracted' atau dicabut pada judul hasil riset Danny Hilman Natawidjaja dkk soal Situs Gunung Padang tersebut.

Setelah terbit memang muncul perhatian dari para ahli terkait dengan data dan analisis dalam makalah riset priamida di Gunung Padang. Rangkumannya, mereka menyebut tafsiran penulis soal piramida kuno yang dibangun oleh manusia sekitar 20 ribu tahun lalu itu sebenarnya adalah sisa-sisa gunung berapi alami yang memiliki situs arkeologi di permukaannya.

Proyek arkeologi berskala besar tersebut terangkat kembali usai temuan Piramida atau Piramida Toba, Sumatera Utara. Tim penelitinya dipimpin oleh orang yang sama, yakni Pakar Geologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Danny Hilman Natawidjaja.

Berdasarkan pemberitaan, Situs Gunung Padang ini pernah diklaim berusia 10 ribu tahun dan semasa dengan situs Göbekli Tepe di Turki. Situs yang diperkirakan pertama kali dibangun pada 8.000 Sebelum Masehi ini juga diduga memiliki struktur ruangan di dalamnya.

Pada 2018, Danny menyebut situs megalitikum Gunung Padang tidak dibangun pada satu era. Pasalnya, struktur tersebut tampak dibangun berkelanjutan dalam tiga masa dari 8.000 SM hingga 1.000 SM. Lapisan tertua yang berusia 10 ribu tahun tertimbun di bawah tanah, sedangkan lapisan termuda berusia 3.000 tahun.

Penelitian situs Gunung Padang sempat mendapat dukungan besar di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Staf Khusus Presiden Andi Arief pun menjadi bagian tim ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh ikut mendukungnya. Pada waktu itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana akan mengembangkan Situs Megalitikum Gunung Padang sebagai objek wisata. 

Terdapat program dalam pengembangan situs Gunung Padang sebagai kawasan wisata, Kemendikbud bekerja sama dengan sejumlah instansi lain, seperti Kementerian Pekerjaan Umum serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Selain itu, Gubernur Jawa Barat dan Bupati Cianjur yang bertanggung jawab atas wilayah tersebut akan digandeng untuk pengembangan wilayah sekitar kawasan Gunung Padang.

Kalangan Istana Negara serius mendalami rumor keberadaan piramida di dalam Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip di Jawa Barat. Pihak pendukung dan pembantah isu diagendakan bertemu di Sekretariat Negara, Senin, 6 Februari 2012. Gunung Lalakon berada di daerah Soreang, Kabupaten Bandung. Sedangkan Gunung Sadahurip berada di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengurus Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Sujatmiko, mengaku mereka diundang memaparkan hasil temuannya di lapangan. Ia sendiri membantah adanya piramida tersebut berdasarkan kajian geologi. "Kontroversi yang timbul telah meresahkan banyak kalangan," ujarnya di Auditorium Museum Geologi Bandung, Jumat, 3 Februari 2012, dikutip dari laman Tempo.co.

Adapun Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, Teddy Artiawan, menuturkan pihaknya akan mempersiapkan juru pelihara situs Gunung Padang jika SBY ingin mengetahui informasi seputar situs tersebut. Nantinya, kata dia, petugas itu akan memaparkan sedikit sejarah situs dan hasil penelitian sementara.

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu kemudian menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 148 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Perlindungan, Penelitian, Pemanfaatan, dan Pengelolaan Situs Gunung Padang. Meski demikian, penelitian pada situs ini tak berlanjut saat rezim berganti.

"Nasibnya agak terkatung-katung, kurang diperhatikan. Padahal merupakan warisan Indonesia yang besar. Bukan hanya untuk ilmu pengetahuan, tapi bisa jadi ikon pariwisata yang tidak kalah dengan Piramida Giza," kata Danny.

Menurut laman gnpadang.com, keberadaan Situs Gunung Padang dilaporkan pertama kali oleh Nicolaas Johannes Krom dalam tulisannya yang berjudul Rapporten Oudheidkundige Dienst (Buletin Dinas Kepurbakalaan) pada tahun 1914. Kemudian, Krom melaporkan bahwa di puncak Situs Gunung Padang terdapat empat teras yang tersusun dari batu kasar serta dihiasi batu andesit dan di setiap teras terdapat gundukan tanah yang ditimbun batu.

Karena keterbatasan akses, temuan bersejarah di Situs Gunung Padang sempat terlupakan selama beberapa dekade. Namun, Situs Gunung Padang ditemukan kembali pada 1979. Masyarakat setempat melaporkan tentang keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak kepada pemerintah. Semenjak saat itulah, pemerintah mulai melakukan konservasi dan penelitian terhadap Situs Gunung Padang. 

MYESHA FATINA RACHMAN  I URSULA FLORENE SONIA  I  MYESHA FATINA RACHMAN

Pilihan Editor: Polemik Situs Gunung padang, berikut Sejarah dan Rute ke Sana

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

8 jam lalu

Pemetaan secara geologis Sesar gempa Baribis dari Serang di Banten sampai Purwakarta di Jawa Barat melintasi wilayah selatan Jakarta. (ANTARA/HO-BNPB)
Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

21 jam lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

1 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

1 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

2 hari lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

KPU berjanji mengevaluasi dan memperbaiki Sirekap untuk Pilkada 2024 sesuai dengan putusan MK.


Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

2 hari lalu

Pengunjung mengunjungi lokasi titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 30 Mei 2023. Lokasi titik nol IKN Nusantara itu setiap harinya ramai oleh pengunjung dari berbagai instansi serta organisasi dan kelompok masyarakat yang melakukan kunjungan dan melaksanakan kegiatan di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

Peneliti BRIN menjelaskan hasil penelitian awal potensi sesar aktif yang berada di sekitar Ibu Kota Nusantara.


Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

3 hari lalu

Peneliti mengoperasikan penggunaan kendaraan listrik Micro Electric Vehicle-Teleoperated Driving System (MEVi) di BRIN, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 16 Februari 2022. Mobil ini memungkinkan pengguna mengoperasikannya dari jarak jauh. ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.