TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum tata negara, Refly Harun, menjadi salah satu orator dalam aksi unjuk rasa atau demonstrasi di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, pada hari ini, Rabu, 20 Maret 2024. Dia menyampaikan orasi di atas mobil komando demonstran penolak Pemilu curang sekitar 7 menit.
Melalui pengeras suara, Refly mengatakan bahwa kecurangan Pemilu sudah terjadi bahkan sebelum pencoblosan. “Kecurangan sudah terjadi ketika Jokowi menginginkan perpanjangan masa jabatan. Bahkan menginginkan 3 periode,” katanya.
Menurut dia, massa kontra ihwal dugaan kecurangan Pemilu 2024 ini memperjuangkan demokrasi Indonesia. Jika tidak, maka demokrasi akan mati. “Kita semua di sini memperjuangkan Republik Indonesia. Memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak memperjuangkan paslon tertentu, karena kita menyelamatkan Indonesia.”
“Kawan-kawan semua, kita rakyat Indonesia 270 juta lebih, masa kita tidak bisa mencari pemimpin yang paling baik. Bodoh sekali kita.” Kalimat itu pun disauti oleh para demonstran yang berada di sekitar Jalan Imam Bonjol.
Dia pun mendesak massa untuk menolak hasil Pemilu 2024. “Sekarang saya tanya, kalo mendengar KPU mengumumkan hasil Pilpres dan kita tahu itu curang, apakah kita akan menerima atau menolak?” kata Refly. Pertanyaan itu pun dijawab kompak oleh massa, “Tolak!!!” kata mereka.
KPU RI akan menetapkan hasil Pemilu 2024 secara nasional setelah menyelesaikan rekapitulasi suara dua provinsi terakhir, Papua dan Papua Pegunungan. Sampai saat ini KPU telah menyelesaikan rekapitulasi tingkat nasional untuk 36 dari 38 provinsi.
Komisioner KPU RI, August Mellaz, mengatakan pleno rekapitulasi akan digelar dengan satu panel dan dipimpina langsung oleh Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari. Setelah pleno dua provinsi selesai, KPU akan memeriksa kembali dokumen dan membuat Surat Keputusan KPU RI tentang penetapan hasil pemilu secara nasional.
DEFARA DHANYA | EKA YUDHA
Pilihan editor: KPU Tetapkan Pemenang Pemilu Malam Ini, MK Siap Gelar Sidang Sengketa Hasil