Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Taman Wisata Laut Gili Matra Lombok Tertutup Pasir  

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Mataram: Pusat Penelitian Pesisir dan Lautan Universitas Mataram (P3L Unram) menengarai erosi pasir pantai di kawasan Taman Wisata Laut Gili Matra di Kabupaten Lombok Utara telah mengubur sisa-sia karang yang hidup hingga kedalaman 15 meter. Akibatnya, aneka biota karang, karang lunak, dan biota lainnya sudah hampir tidak ada lagi.

Padahal, kawasan konservasi yang terdiri dari Pulau Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan tersebut merupakan tujuan wisata paling popular di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selama ini, Gili Matra merupakan obyek wisata snorkeling dan pemandangan bawah air melalui perahu kaca bawah laut. Lokasi-lokasi tersebut sekarang banyak yang hanya menyajikan pemandangan padang pasir bawah air akibat timbunan pasir putih dari erosi pantai.

Penyebab utama erosi pantai diduga akibat hilangnya fungsi pemecah gelombang akibat rusaknya terumbu karang oleh penangkapan ikan, pembuangan jangkar, dan pemutihan karang.

Perubahan iklim global yang mungkin mengubah kecepatan angin dan arus lokal memperburuk erosi pantai, walaupun spekulasi ini masih harus dibuktikan lebih lanjut.

Ketua P3L Unram Imam Bachtiar mengatakan penimbunan dasar terumbu oleh erosi pantai yang disebabkan gelombang merupakan fenomena yang baru, namun keadaan ini sudah diketahui oleh peneliti terumbu karang internasional. "Mereka heran dan ingin tahu," katanya kepada Tempo, Selasa (23/6) pagi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Erosi pantai yang menimbun karang di rataan terumbu sebenarnya telah diamati oleh Imam Bachtiar sejak tahun 1987 di pantai tenggara Gili Air. Pada tahun 1995, penimbunan yang sama diamati di Gili Trawangan di utara pelabuhan, atau sebelah selatan lokasi snorkeling. Lokasi penimbunan tersebut meluas ke arah selatan, sehingga rataan terumbu dan tubir di tenggara Gili Trawangan mulai tertimbun pasir pantai pada tahun 2000.

Pada tahun 2005, seluruh pantai di bagian tenggara Gili Trawangan telah tertimbun pasir. Lokasi wisata snorkeling di Gili Trawangan yang paling banyak dikunjungi wisatawan mulai tertimbun pasir pada tahun 2005. Pada tahun 2009, 90 persen lokasi tempat snorkeling dan sun-bathing ini telah tertimbun pasir.

Kejadian penimbunan karang oleh pasir pantai dikhawatirkan akan mengurangi potensi wisata bahari di Gili Matra. Buruknya pengendalian tata ruang yang ada juga menambah nilai negatif Gili Matra di masa mendatang.

Imam Bachtiar mengaku telah melaporkan ancaman erosi terhadap terumbu karang tersebut ke Dinas Kelautan dan Perikanan NTB pada tanggal 8 dan 11 Juni 2009. Pada saat ini, P3L sedang mencari cara terbaik untuk merekomendasikan kepada Diskanlut NTB sebagai solusi dari erosi pantai tersebut.

SUPRIYANTHO KHAFID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

6 hari lalu

Ilustrasi hutan mangrove.
Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

Tidak kurang dari 1.000 batang mangrove ditanam di areal Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Api-api.


Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

12 Desember 2023

Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, yang ditanami bibit bakau pada Selasa, 12 Desember 2023 (Dok. eFishery dan Bale Mangrove)
Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

Penanaman mangrove di kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur diharapkan dapat menurunkan emisi karbon dan memperbaiki lingkungan pesisir.


Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

31 Oktober 2023

Rumah seorang warga Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, pesisir Karawang hancur setelah dihantam ombak dan abrasi. TEMPO/Hisyam Luthfiana
Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java membantu sekelompok masyarakat pesisir Karawang membuat daratan dan menyelamatkan desa dari abrasi


Lindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai

19 Juli 2023

Pantai Manula, Bengkulu. Traveling. Com
Lindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai

Kementerian PUPR tengah membangun pengaman pantai di Provinsi Bengkulu.


Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya

18 Juni 2023

Seorang nelayan Suku Laut Kojong Lingga melaut di pesisir merek ayang terancam tambang pasir. Foto: Yogi Eka Sahputra
Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya

Para nelayan ramai menolak kebijakan ekspor pasir laut karena sejumlah alasannya. Mereka juga lakukan unjuk rasa untuk ungkapkan aspirasinya


Luhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi

31 Mei 2023

Sekelompok bulung pelikan berkumpul di pasir timbul Ngurtavur, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, Selasa, 25 Oktober 2022. Ngurtavur adalah pasir timbul yang muncul setiap terjadi air laut surut jauh atau warga setempat menyebutnya meti, sehingga berbentuk seperti pulau kecil yang dijadikan persinggahan burung pelikan dari Australia dan juga objek wisata terkenal di Maluku Tenggara. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Luhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ekspor pasir laut tidak merusak lingkungan karena ada GPS atau teknologi lainnya. Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi buka suara atas pernyataan Luhut tersebut.


Ketahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya

20 Mei 2023

Ilustrasi kelopak mata. Foto: Unsplash.com/Jesper Brouwers
Ketahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya

Kornea mengandung banyak ujung saraf sehingga goresan kecil pun bisa terasa sangat tidak nyaman dan menyakitkan.


Besok Bulan Purnama, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Daerah Pesisir

5 Januari 2023

Suasana jalan yang terendam limpasan air laut ke daratan atau rob di Pelabuhan Muara Baru Jakarta, Rabu 28 Desember 2022. BMKG memprediksi pesisir di 21 daerah  Indonesia terancam banjir rob hingga awal Januari 2023 akibat peningkatan ketinggian pasang air laut. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Besok Bulan Purnama, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Daerah Pesisir

BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada potensi banjir rob di beberapa wilayah Indonesia saat bulan purnama pada Jumat, 6 Januari 2023.


Cuaca Ekstrem di Lombok, Area Wisata Alami Abrasi Hingga Kapal Cepat Tak Beroperasi

26 Desember 2022

Wisatawan asing membawa papan surfing di pinggiran pantai wisata Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu 14 Desember 2022. Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2023 wisatawan asing mulai ramai mengunjungi destinasi wisata Gili Trawangan.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Cuaca Ekstrem di Lombok, Area Wisata Alami Abrasi Hingga Kapal Cepat Tak Beroperasi

Beberapa hari belakangan, Lombok diguyur hujan deras sebagai dampak cuaca ekstrem.


Fakta-fakta Abrasi, Bencana yang Menimpa Minahasa Selatan

19 Juni 2022

Atap rumah yang hanyut akibat fenomena abrasi di pesisir Pantai Boulevard, Kecamatan Kepulauan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Istimewa
Fakta-fakta Abrasi, Bencana yang Menimpa Minahasa Selatan

Fenomena abrasi baru-baru ini terjadi di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Tampak air laut menghantam rumah--rumah warga dan menyeretnya ke laut. Lantas, mengapa abrasi bisa terjadi dan bagaimana cara menanggulanginya?