TEMPO.CO, Jakarta - Kampanye akbar Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan digelar di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu, 10 Februari 2024. Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengklaim lebih dari 500 ribu orang sudah mendaftarkan diri hadir di kampanye akbar itu.
“Estimasi orang yang datang yang sudah daftar pada hari ini sudah lebih dari setengah juta orang," kata Nusron di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta, Kamis, 8 Februari 2024. Dia tidak menutup kemungkinan akan hadirnya orang-orang di luar daftar itu mengingat kampanye akbar ini terbuka untuk umum.
Berikut profil dari GBK tempat kampanye akbar Prabowo-Gibran
GBK mulai dibangun pada 8 Februari 1960. Saat itu, pembangunan dimulai pada masa pemerintahan Presiden Indonesia pertama, Sukarno. Pembangunan ini dilakukan pemerintah menyusul terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah untuk ajang olahraga terbesar se-Asia, Asian Games ke-IV tahun 1962.
Pada awalnya, pemerintah Indonesia ragu untuk memulai pembangunan ini karena mengalami masalah keterbatasan dana dan sumber daya manusia. Apalagi, saat itu Indonesia merupakan negara yang baru merdeka beberapa tahun. Tetapi, menurut Sukarno ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk menunjukkan kehebatannya di kancah internasional dan dunia.
Untuk mendukung hal tersebut, Sukarno pun menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 113 tahun 1959 untuk membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI). Dewan ini bertugas menyiapkan persiapan perhelatan Asian Games 1962. Salah satu tugasnya membangun sport venues (tempat olahraga), perkampungan atlet, hotel Indonesia, jalan baru dari Grogol ke Cawang, siaran televisi, dan lain sebagainya.
Pada 8 Februari 1960, pembangunan GBK pun dimulai dengan didanai oleh pinjaman lunak senilai US$ 12,5 juta atau sekitar Rp 15,062 miliar (kurs pada 1960 1 dollar = Rp 1.205). Pada waktu bersamaan, Uni Soviet juga mengirimkan insinyur dan teknisinya untuk merancang bentuk stadion utama GBK. Bahkan, Nikita Kruschev yang merupakan Perdana Menteri Uni Soviet pun datang langsung dalam pemancangan tiang pertama.
Pembangunan Gelora Bung Karno ini tentu tidak terjadi tanpa masalah. Pada Oktober 1961, percikan api berhasil membakar beberapa bagian bangunan yang sudah setengah jadi. Hal tersebut pun membuat geger dunia karena gelaran Asian Games yang tinggal beberapa bulan lagi. Bahkan, dugaan sabotase pun sempat muncul setelah insiden tak terduga tersebut.
Akhirnya, pembangunan GBK pun kembali berjalan dan dapat diselesaikan tepat waktu. Satu bulan sebelum Asian Games 1962 dimulai, tepatnya 21 Juli 2961, Soekarno meresmikan Stadion Utama GBK beserta rombongan menteri dan perwakilan korps diplomatik lainnya.
Pada awalnya, stadion ini memiliki kapasitas tempat duduk sekitar 110 ribu orang. Namun, kapasitas ini telah mengalami dua kali pengurangan karena renovasi dan perbaikan pada bagian tempat duduk. Pada 2006, kapasitas stadion adalah 88 ribu orang sebelum akhirnya kembali direnovasi untuk mengganti semua bangku penonton menggunakan bangku tunggal. Renovasi ini dilakukan untuk persiapan acara Asian Games dan Asian Para Games 2018. Saat ini, kapasitas kursi di GBK adalah 77 ribu orang.
Selain memiliki stadion berkapasitas 77 ribu orang, di area GBK juga terdapat stadion indoor Indonesia Arena atau Indoor Multifunction Stadium (IMS). Indonesia Arena ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan, pada Senin, 7 Juli 2023.
Dengan diresmikannya Indonesia Arena, maka kini Indonesia memiliki venue dalam ruang kelas dunia. Indonesia Arena sendiri nantinya dapat digunakan oleh beberapa cabang olahraga mulai dari Basket, Badminton, Volly, hingga Futsal.
Mengutip laman Indonesia.go.id, Indonesia Arena merupakan infrastruktur olahraga terbaru berupa stadion tertutup (indoor stadium) berkelas dunia yang berada di kawasan Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.
Posisi Indonesia Arena berada diantara Lapangan Panahan, Hall Basket serta Lapangan Squash. Menempati lahan seluas 31.826 meter persegi dan tapak bangunan 21.304 meter persegi, Indonesia Arena akan menjadi bagian dari kompleks olahraga seluas 295 hektare.
Stadion dengan kapasitas 16.088 penonton ini dirancang dari hasil kolaborasi tim desain rumah produksi dalam negeri yakni Aboday, Alien Design Consultant, dan Svein Studio. Tim ini sebelumnya telah merancang Dermaga Penyeberangan Eksekutif Merak, Banten, dan Bakauheni, Lampung.
Selanjutnya, proses konstruksi Indonesia Arena dikerjakan oleh konsorsium BUMN Karya yang terdiri dari PT Adhi Karya, PT Nindya Karya, dan PT Penta. Pembangunan Indonesia Arena juga mendapat pengawasan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
MICHELLE GABRIELA | HAN REVANDA PUTRA | VIVIAN AGARTA
Pilihan Editor: TKN Klaim Lebih dari Setengah Juta Orang Daftar Kampanye Akbar Prabowo-Gibran di GBK