TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Maruarar Sirait menyatakan mundur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP pada Senin, 15 Januari 2024. Ara, demikian Maruarar akrab disapa, beralasan mundurnya dari partai banteng itu karena memilih mengikuti langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim mundurnya Ara sebagai kader partai bergambar banteng bukan karena ada konflik internal. Menurut Hasto, Ara mundur karena dia sudah lama tidak menjadi anggota DPR dan fokus di dunia bisnis.
“Menjadi anggota partai itu berdasarkan prinsip-prinsip kesukarelaan. Dan kita lihat dalam beberapa tahun terakhir ini Pak Ara sudah semakin fokus di dalam dunia bisnis, sehingga ketika Pak Ara mengajukan pengunduran diri sebagai anggota tentu saja kami menerima karena prinsip kesukarelaan tadi,” kata Hasto saat ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 17 Januari 2024.
Selain itu, Hasto menyebut meski Ara merupakan kader yang sudah lama gabung di PDIP, tapi pihaknya menyebut tidak merasa kehilangan dengan sikap yang dipilih. “Sehingga, ya, satu pergi seribu kembali,” kata Hasto.
Sebelum mundur, jabatan politik di PDIP, Ara tercatat sebagai Ketua DPP PDIP, sedangkan dalam jabatan profesional Ara menjadi Komisaris Utama PT Potenza Sinergi.
Dalam perjalanan politiknya, Ara pernah menduduki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat selama tiga periode jabatan. Pada periode 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019, pria kelahiran Medan, 23 Desember 1969 itu menjadi anggota Komisi XI DPR. Dia bergabung di PDIP pada 1999.
Hasto menilai ketika dalam perjalanan partai ada yang tidak loyal dan mengundurkan diri merupakan dinamika biasa. Menurut dia, kader yang mundur dari PDIP sering terjadi.
“Dalam proses itu ada yang mundur, ada yang tidak loyal itu hal yang biasa, dinamika. Partai partai selalu menghadapi berbagai dinamika,” kata dia.
Respons Ganjar Pranowo
Calon presiden Ganjar Pranowo menghormati keputusan Ara yang keluar dari partainya. Ganjar menyebut dirinya tidak mempermasalahkan dan menyebut sikap Ara sebagai politik biasa saja.
“Saya kira itu haknya Ara untuk berpindah atau meninggalkan. Mungkin beliau punya agenda lain. Saya orang yang dekat dengan Ara,” ujar Ganjar usai menghadiri rapat Konsolidasi Akbar Bersama Tim Pemenangan Cabang (TPC), Caleg Partai Pengusung dan Relawan di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Selasa, 16 Januari 2024, seperti dikutip dalam keterangan tertulis.
Bekas Gubernur Jawa Tengah itu mengaku sudah menduga Ara akan mundur dari PDIP. Ia menyebut, kedekatan hubungan Ara dengan Presiden Jokowi, mungkin menjadi salah satu alasan di balik keputusannya itu.
“Oh, kalau Ara memang dekat dengan Pak Jokowi. Saya menduga mungkin mereka akan mendukung Pak Jokowi karena waktu debat kemarin anaknya sudah ikut pakai baju paslon lain dan sudah berada di kelompok sebelah. Buat saya, tidak apa apa. Ini politik biasa saja,” pungkasnya.