Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Laut Cina Selatan Disebut dalam Debat Capres, Tahukah Sekarang Bernama Laut Natuna Utara?

image-gnews
KRI Tjiptadi-381 (kanan) dan KRI Teuku Umar-385 (kiri) mengikuti sailing pass di Laut Natuna, Kepulauan Riau, Rabu, 15 Januari 2020. Kunjungan Mahfud MD meninjau situasi keamanan setelah kapal nelayan dan coast guard China memasuki perairan Natuna Utara. ANTARA
KRI Tjiptadi-381 (kanan) dan KRI Teuku Umar-385 (kiri) mengikuti sailing pass di Laut Natuna, Kepulauan Riau, Rabu, 15 Januari 2020. Kunjungan Mahfud MD meninjau situasi keamanan setelah kapal nelayan dan coast guard China memasuki perairan Natuna Utara. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam debat capres ketiga, ketiga calon presiden memiliki pandangan berbeda terkait konflik di Laut Cina Selatan. Anies Baswedan menekankan pentingnya penyelesaian melalui kepemimpinan Indonesia di ASEAN, menyuarakan perlunya kesepakatan di tingkat regional.

Sementara itu, Prabowo Subianto memfokuskan pada penguatan pertahanan Indonesia dan penggunaan platform untuk patroli. Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 3, menilai penyelesaian melalui ASEAN rumit dan tidak efektif, mengusulkan kesepakatan langsung dengan negara-negara terkait untuk mencegah eskalasi konflik di Laut Natuna Utara.

Namun sebenarnya di manakah Laut Cina Selatan? Berikut adalah penjelasannya, dan alasan mengapa berubah nama menjadi Laut Natuna Utara.

Pergantian Nama Menjadi Laut Natuna Utara

Laut Cina Selatan telah menjadi sumber perseteruan antara Cina dan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Konflik ini juga melibatkan manuver Cina yang memasuki wilayah Laut Natuna Utara dengan Coast Guard-nya. Pergantian nama dan penolakan terhadap klaim sepihak menjadi bagian dari upaya Indonesia untuk menjaga kedaulatan dan keamanan di wilayah tersebut.

Pada 2017, Pemerintah Indonesia melakukan pergantian nama Laut Cina Selatan menjadi Laut Natuna Utara sebagai bentuk peringatan halus terhadap klaim Cina terhadap wilayah tersebut.

Sidang pergantian nama ini disaksikan oleh sejumlah pejabat, termasuk mantan Wakil Presiden Boediono dan Try Sutrisno. Tindakan ini juga merupakan penegasan bahwa Indonesia tidak mengakui klaim Cina terhadap Sembilan garis putus-putus atau Nine Dash-Line.

Pergantian nama tersebut mendapat protes dari Cina, namun Indonesia menegaskan bahwa ini adalah hak negara dan sesuai dengan standar internasional. Selain itu, hal ini juga dilatarbelakangi oleh upaya untuk mengamankan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan memperjelas batas laut.

Menurut Indonesia.go.id, Indonesia mengadopsi penamaan Laut Natuna Utara sebagai respons terhadap hasil temuan fakta dari Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag-Belanda pada tahun 2016. Temuan tersebut berkaitan dengan konflik Laut China Selatan antara Filipina dan Tiongkok.

Keputusan Pengadilan Arbitrase menyimpulkan bahwa klaim sepihak Tiongkok yang didasarkan pada konsep nine-dashed line tidak memiliki dasar hukum atau historis. Sebagai tanggapan, Indonesia melakukan upaya penamaan untuk menegaskan posisinya dan menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap klaim sepihak tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di samping itu, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti juga memainkan peran penting terkait Laut Natuna Utara. Ia bersikeras bahwa pergantian nama tersebut menjadi Laut Natuna Utara adalah hak kedaulatan Indonesia, sebagai respons terhadap klaim Cina terhadap Laut Cina Selatan.

Di bawah kepemimpinan Susi, Laut Natuna Utara menjadi sorotan karena menjadi sasaran pencurian ikan oleh kapal asing. Susi Pudjiastuti meluncurkan kebijakan tegas, dengan moto "Tenggelamkan!" untuk mengatasi kapal ikan asing ilegal.

Selain itu, Pudjiastuti bersama pemerintah Indonesia secara konsisten menolak klaim sepihak Cina terhadap Laut Natuna Utara, yang merujuk pada Sembilan Garis Putus-putus. Menteri Luar Negeri saat itu, Retno Marsudi menegaskan bahwa klaim Cina tidak berdasarkan UNCLOS 1982, dan Indonesia menolak garis klaim sepihak tersebut.

Pergantian nama Laut Cina Selatan menjadi Laut Natuna Utara juga diarahkan untuk mengamankan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan menjelaskan batas laut secara hukum. Meskipun demikian, perubahan nama tersebut belum disahkan oleh International Hydrographic Organization (IHO), menciptakan dinamika lebih lanjut dalam ketegangan di kawasan tersebut.

Kabar Terbaru Laut Natuna

Pada Januari 2020, Presiden Jokowi kembali mengunjungi Laut Natuna Utara sebagai respons terhadap masuknya kapal pencari ikan dan coast guard Cina di kawasan tersebut. Pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas melalui diplomasi damai dan operasi penjagaan intensif oleh TNI di Laut Natuna.

Sengketa di Laut Cina Selatan telah menjadi fokus ASEAN, yang telah mengambil inisiatif melalui Declaration of Conduct (DoC) dan Code of Conduct (CoC). Upaya diplomasi ini melibatkan negara-negara anggota ASEAN dan Cina untuk mencapai penyelesaian yang damai.

PUTRI SAFIRA PITALOKA | EIBEN HEIZIER | GERIN RIO PRANATA

Pilihan Editor: Sejak Kapan Laut Cina Selatan Ganti Nama Laut Natuna Utara?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

3 jam lalu

Logo KPK. Dok Tempo
Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

Akademisi menyarankan proses seleksi calon pimpinan KPK diperketat menyusul kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Firli Bahuri.


Indonesia dan Papua Nugini Sepakat Memperkuat Kerja Sama

3 jam lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima kunjungan timpalannya dari Papua Nugini Justin Tkatchenko di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta pada Selasa, 21 Maret 2023. Dok: Kemlu RI
Indonesia dan Papua Nugini Sepakat Memperkuat Kerja Sama

Retno marsudi mengapresiasi Papua Nugini (PNG) karena telah membangun hubungan yang kuat dengan Indonesia.


Gerindra Sebut Wacana Presidential Club Prabowo Dibahas Dalam Waktu Dekat

4 jam lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Gerindra Sebut Wacana Presidential Club Prabowo Dibahas Dalam Waktu Dekat

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkap pembahasan Presidential Club usulan Prabowo akan dilakukan dalam waktu dekat.


Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

4 jam lalu

Eks Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Seniman Butet Kartaredjasa saat melihat karya yang dipajang dalam Pameran bertajuk  Seni Rupa Butet Kartaredjasa Melik Nggending Lalu di Galeri Nasional, Jakarta, Rabu, 8 Mei 2024. Usai melihat pameran, Ganjar menegaskan pada media secure pribadi bahwa dirinya akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

Deklarasi Ganjar menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo bisa jadi merupakan penegasan arah politik PDIP.


Gerindra Jawab Kritik Ganjar Soal Politik Akomodasi dalam Wacana Penambahan Kementerian

5 jam lalu

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui usai menghadiri acara Silaturahmi dan Tasyakuran DPD Gerindra DKI Jakarta di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat pada Kamis, 9 Mei 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Gerindra Jawab Kritik Ganjar Soal Politik Akomodasi dalam Wacana Penambahan Kementerian

Gerindra menanggapi kritik Ganjar Pranowo soal adanya politik akomodasi jika kabinet Prabowo-Gibran menambah jumlah kementerian.


Alasan Partai Gelora Tolak PKS, Fahri Hamzah: Sebab ini Bukan Arisan

5 jam lalu

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah saat ditemui di Komplek Parlemen, Selasa, 7 Juni 2022. Tempo/M. Faiz Zaki
Alasan Partai Gelora Tolak PKS, Fahri Hamzah: Sebab ini Bukan Arisan

Sebelumnya Partai Gelora kencang menyuarakan penolakan PKS merapat ke Prabowo.


Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

5 jam lalu

Presiden Jokowi saat ditemui di Pasar Baru Karawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Rabu siang, 8 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Pakar Sebut Jokowi Bisa Cawe-cawe di Pilkada jika Berkongsi dengan Prabowo

Analisis pengamat apakah Jokowi masih akan cawe-cawe di pilkada 2024.


Gerindra Sebut Prabowo Telah Kantongi Nama Cagub Jakarta dari Internal

7 jam lalu

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui usai menghadiri acara Silaturahmi dan Tasyakuran DPD Gerindra DKI Jakarta di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat pada Kamis, 9 Mei 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Gerindra Sebut Prabowo Telah Kantongi Nama Cagub Jakarta dari Internal

Prabowo Subianto telah mengantongi nama kader dari Partai Gerindra untuk maju dalam gelaran Pilgub DKI Jakarta November mendatang.


Gerindra Tepis Isu Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

8 jam lalu

Pasangan presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.
Gerindra Tepis Isu Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Gerindra menanggapi isu penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo-Gibran.


Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

9 jam lalu

Sekretaris Pribadi Ibu Negara Iriana Sendi Fardiansyah siap maju sebagai Calon Wali Kota Bogor. Foto: Isitimewa
Kisah Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Galang Dukungan untuk Maju Pilwalkot Bogor

Sespri Iriana Sendi Fardiansyah melakukan sejumlah upaya dalam mempersiapkan diri maju dalam pemilihan wali kota Bogor. Begini kisahnya