INFO NASIONAL -- Ketua Komite Tetap Perpajakan Bidang Kebijakan Fiskal dan Publik Kadin Indonesia, Siddhi Widyaprathama, mengatakan, di penghujung 2023 ini kondisi perekonomian di Indonesia masih aman, meski ditengah gejolak yang terjadi dunia. "Indonesia harus bisa memposisikan dirinya maju dan berkembang diantara negara-negara lain, tentu pertumbahn ekonomi sangat penting, jadi kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi," kata Siddhi dalam acara diskusi Ngobrol@Tempo bertajuk 'Masih Amankah Kondisi Ekonomi dan APBN Kita?' di Hotel Sofyan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 23 November 2023.
Menurutnya, pajak tetap memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. "Kebijakan insentif fiskal sebenarnya bagus kita menangkap semangat pemerintah, artinya sudah bagus sebagai faktor yang diperlukan. Tapi hanya puluhan wajib pajak yang memanfaatkan itu," ujarnya.
Ekonom Senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia Ryan Kiryanto, mengatakan, perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini on the track. Menurutnya, pada kuartal I 2023 bertumbuh sebesar 5,3 persen; kuartal II tumbuh 5,17 persen; dan kuartal III 4,94 persen.
"Dilihat dari sumber pertumbuhannya yang menarik adalah masih bertumpu pada belanja rumah tangga atau konsumsi rumah tangga dengan pertumbuhan 5 koma sekian persen," ujar Ryan.
Karena itu, Ryan melanjutkan, yang penting dijaga adalah daya beli masyarakat. "Sepanjang ibu rumah tangga masih aktif belanja, maka 5 persen bisa diraih. Tambahannya nanti dari investasi, kemudian ditambah dari belanja atau konsumsi pemerintah," kata dia.
Analis Kebijakan Ahli Madya Badan Kebikan Finansial (BKF) Kementerian Keuangan Dewi Puspita, menjelaskan, ada beberapa hal yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertama, kondisi perekonomian global yang pasti mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia.
Kedua, tensi geopolitik di mana konflik yang terjadi seperti Israel dengan Palestina serta Rusia dengan Ukraina, juga pasti berpengaruh. “Hal itu juga berdampak pada inflasi, juga nilai tukar rupiah,” kata dia.
Namun, menurutnya, tantangan itu dapat diatasi dengan anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN yang memiliki peran sebagai instrumen yang menjaga stabilitas ekonomi. Selain itu, APBN juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Sehingga, pengelolaan APBN akan tetap memperhatikan dinamika perekonomian, dampak terhadap domestik, juga menjawab berbagai tantangan-tantangan yang ada. Harapannya itu bagaimana mendukung agenda pembangunan yang sudah direncanakan tetap bisa terlakasana,” ujar Dewi. (*)