INFO NASIONAL – Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, diminta untuk berbagi pengalaman terkait pengelolaan implementasi Program JKN pada workshop bertema "Financing for Primary Health Care in Vietnam: Challenges and Ways Forward" di Vietnam, Selasa, 21 November 2023. Ghufron menjelaskan tentang capaian dan tantangan yang dihadapi Program JKN dan bagaimana pembiayaan pelayanan kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Indonesia.
"Kami terus berupaya keras untuk memastikan bahwa setiap warga Indonesia memiliki akses yang setara terhadap layanan kesehatan yang berkualitas,” kata Ghufron. Untuk menyediakan layanan kesehatan yang merata di negara kepulauan sebesar Indonesia, lanjut dia, merupakan tantangan besar yang harus dihadapi.
Program JKN berhasil mencakup lebih dari 265,8 juta jiwa atau lebih dari 95 persen penduduk Indonesia pada 1 November 2023. Hingga saat ini BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan 23.502 FKTP, yang terdiri dari dokter praktik perorangan, klinik, dan puskesmas yang tersebar luas di berbagai wilayah secara optimal. Di antara jumlah tersebut, terdapat 5.563 FKTP dengan fasilitas rawat inap, serta 17.939 FKTP yang fokus pada fasilitas rawat jalan.
Pelayanan yang diberikan di FKTP, kata Ghufron, juga sangat beragam, mulai dari layanan promotif, preventif, non-spesialistik seperti rawat jalan maupun rawat inap, hingga layanan laboratorium dasar dan radiologi. Tanggung jawab FKTP sangat besar dalam memastikan ketersediaan akses layanan kesehatan yang merata.
"Strategi utama yang diusung adalah pendekatan keluarga. Melalui pendekatan ini, FKTP berupaya mengintegrasikan berbagai program untuk memperluas cakupan layanan kesehatan, serta mendekatkan pelayanan kepada masyarakat,” ujar dia. Pendekatan ini, lanjutnya, diharapkan dapat menjadi acuan untuk terus meningkatkan ketersediaan layanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
BPJS Kesehatan, kata Ghufron, tidak dapat berjalan sendiri, dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak yang menjadi kunci keberhasilan Program JKN. BPJS Kesehatan selalu berupaya untuk menjalin kerja sama yang solid dengan stakeholder terkait, termasuk pemerintah daerah, fasilitas kesehatan, dan masyarakat secara keseluruhan.
"Meskipun adanya tantangan yang kompleks, BPJS Kesehatan terus berkomitmen untuk memberikan akses layanan kesehatan yang mudah, cepat, dan setara bagi semua warga Indonesia. Upaya ini terus dilakukan sebagai bagian dari komitmen mendukung kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan," ujar Ghufron.
Pada tahun 2022, tercatat permintaan layanan kesehatan dengan lebih dari 1,4 juta pemanfaatan layanan kesehatan setiap harinya. Ini menjadi cerminan kuat akan kebutuhan yang tinggi untuk akses terhadap layanan kesehatan yang memadai di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
"Total anggaran kesehatan nasional sebesar 85,5 triliun rupiah pada tahun 2023 sudah digelontorkan oleh pemerintah. Besarnya biaya tersebut diantaranya digunakan untuk perawatan kesehatan primer dalam rangka pemenuhan obat-obatan esensial dan bahan medis sekali pakai, serta untuk peningkatan infrastruktur," kata Ghufron.
BPJS Kesehatan, kata dia, terus berupaya keras untuk memastikan bahwa setiap warga Indonesia memiliki akses yang setara terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. “Untuk menyediakan layanan kesehatan yang merata di negara kepulauan sebesar Indonesia ini merupakan tantangan besar yang harus dihadapi," ujar Ghufron.
Sebelumnya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan Indonesia memicu ketertarikan dari sejumlah negara untuk mempelajari dan mengadaptasi pengelolaan program serupa. Negara-negara yang tertarik untuk mendalami mekanisme program JKN diantaranya adalah Malaysia, Bangladesh, Afrika Selatan, dan bahkan Inggris.
Prestasi BPJS Kesehatan dalam pengelolaan JKN juga menjadi sorotan pada kegiatan Joint Learning Network (JLN) yang berkolaborasi dengan World Bank Digital Health team, Bill and Melinda Gates Foundation, Gates Ventures, Johns Hopkins University Digital Health Exemplars, McKinsey Health Institute, eHealth Labs Ethiopia, dan the Indian Institute of Health Management Research.
Ghufron juga menegaskan tidak hanya berfokus pada kuantitas layanan yang disediakan, tetapi BPJS Kesehatan juga fokus pada kualitas layanan yang diberikan kepada peserta JKN. Meski hasil survei pada tahun 2022 menunjukkan tingkat kepuasan peserta JKN mencapai angka 89 persen, BPJS berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.
Inovasi JKN terus dikembangkan, seperti diantaranya adalah i-Care JKN. Inovasi ini memungkinkan peserta untuk mengakses riwayat medis mereka dalam 12 bulan terakhir, sehingga memudahkan dokter dan tenaga medis untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat dan lebih tepat kepada peserta JKN.
“Kami juga berikan kemudahan bagi peserta JKN melalui Telekonsultasi kepada dokter. Melalui Aplikasi Mobile JKN, peserta JKN dapat langsung menghubungi dokter di FKTP tempat peserta tersebut terdaftar. Dengan begitu peserta JKN tidak perlu jauh-jauh datang ke FKTP bila ingin menanyakan beberapa keluhan penyakit," kata dia. (*)