Di sisi lain, pasangan Ganjar-Mahfud justru mengalami penurunan elektabilitas pasca ditetapkan sebagai peserta Pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Ganjar pada September 36,3 persen, Oktober 35,3 persen, sekarang turun jauh hanya di angka 28,6 persen," ujar Adjie.
Adjie berujar salah satu alasan penurunan elektabilitas pasangan ini adalah karena berpindahnya pemilih pro-Jokowi ke pasangan Prabowo-Gibran. Strategi koalisi pendukung Ganjar-Mahfud yang banyak mengkritik Presiden Joko Widodo alias Jokowi ihwal pencalonan Gibran Rakabuming justru disebut menurunkan elektabilitas pasangan tersebut.
Sementara pasangan Anies-Muhaimin masih menempati posisi terakhir. Menurut Adjie, calon dari Koalisi Perubahan selalu menempati urutan ketiga dalam setiap survei elektabilitas yang dilakukan tahun ini.
Namun, Adjie mengungkapkan pasangan Anies-Muhaimin secara konsisten mengalami kenaikan elektabilitas.
“Anies-Cak Imin kita lihat sekarang trennya mengalami kenaikan dari 15 persen pada September 2023, kemudian Oktober naik 17,2 persen, lalu naik lagi November 20,3 persen," kata Adjie.
Pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan nomor urut 2 dalam pengundian oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 14 November lalu. Pasangan Ganjar-Mahfud mendapatkan nomor urut 3 dan Anies-Muhaimin nomor urut 1 dalam Pilpres 2024.