INFO NASIONAL - Badan Energi Dunia (IEA) memperkirakan kebutuhan energi dunia akan meningkat hingga 45 persen pada 2030. Di balik proyeksi meningkatnya kebutuhan energi, dunia juga terancam krisis energi akibat berbagai situasi geopolitik.
Di tengah berkecamuknya perang Rusia dan Ukraina, banyak negara telah mengalami krisis energi pada 2022. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kemungkinan krisis lebih besar ketika kebutuhan energi semakin meningkat di tahun-tahun mendatang.
Indonesia dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa menghadapi tantangan serupa. kebutuhan energi dipastikan terus meningkat. Namun fakta yang masih berlangsung saat ini antara lain, Indonesia masih tergantung pada impor migas, transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT) juga masih jauh dari harapan. Indonesia menargetkan bauran energi mencapai 23 persen pada 2025, sedangkan saat ini masih di kisaran 14,11 persen.
Indonesia sejatinya memiliki kekayaan alam yang sanggup memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat. Di sektor migas, potensi gas di Tanah Air cukup menjanjikan dengan cadangan sekitar 41,62 TCF. Berdasarkan Neraca Gas Indonesia 2022-2030, Indonesia akan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan dalam 10 tahun ke depan, Indonesia juga diperkirakan mengalami surplus gas hingga 1715 MMSCFD.
Sedangkan terkait EBT, alam di Indonesia juga berpotensi besar dalam pengembangan enargi yang ramah lingkungan ini. Mulai dari energi surya, angin, hidro, biomassa, panas bumi, bioenergi, dan sebagainya.
Transisi transisi energi ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan dapat terbantu melalui pembiayaan hijau dan pasar karbon. Pasar karbon adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mengatur dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Indonesia resmi memiliki bursa karbon pada 26 September 2023.
Prinsip dasar pasar karbon adalah memberikan izin emisi karbon (atau kuota emisi) kepada perusahaan atau entitas yang diperbolehkan untuk menghasilkan emisi karbon tertentu. Izin ini dapat diperjualbelikan, dan perusahaan yang mampu mengurangi emisi karbon mereka di bawah kuota dapat menjual izin sisa kepada perusahaan lain yang melebihi kuota.
Bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan seluruh potensi tersebut? Anda dapat memahami rencana dan aksi nyata pemerintah dengan mengikuti Tempo Energy Day 2023 yang menghadirkan sederet narasumber kompeten. Kegiatan ini juga sejalan dengan agenda global Convention on Climate Change (COP28 UNFCCC) 2023 akan berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada 30 November-12 Desember 2023.
Jadwal acara:
Waktu: Selasa, 21 November 2023
Tempat: Hotel Borobudur Jakarta
Pukul: 15.00 WIB - selesai
Tempo Energy Day 2023 berlangsung dalam tiga sesi:
Sesi 1 - Gas Bumi sebagai Katalisator Transisi Energi
Sesi 2 - Membedah Ketersedian dan Potensi EBT di Indonesia
Sesi 3 - Mendorong Pembiayaan Hijau untuk Percepatan Transisi Energi
(*)