TEMPO.CO, Jakarta - Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) belum lama ini mengeluarkan himbauan tak makan nasi setiap Jumat kepada warganya. Menggantinya dengan makanan lokal non nasi antara lain ubi, pisang, jagung bose, jagung titi, sayur-sayuran lokal, ikan dan aneka olahan pangan lokal lainnya.
Maklumat tersebut disampaikan melalui Surat Edaran dengan Nomor: Distan KP.521/610/IX/2023 tentang Gerakan 'Nona Sari Setia' (No Nasi Satu Hari Sehat Bahagia dan Aman) per tanggal 21 September 2023, di tengah harga beras yang terus naik.
Dalam hal ini, Penjabat (Pj) Bupati Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Doris Alexander Rihi, mengatakan Surat Edaran (SE) ditujukan kepada Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, Kepala Desa/Lurah, serta pimpinan BUMN dan BUMD di seluruh Kabupaten Flores Timur. Imbauan puasa nasi itu merupakan upaya menyikapi inflasi daerah yang dipengaruhi kenaikan harga beras.
Bukan kali pertama, aturan dan himbauan yang mengundang kontroversi tentang krisis pangan juga pernah dikeluarkan. Bahkan, di antaranya mendapatkan tanggapan yang tidak mengenakkan. Ucapan mereka dihujat dan dianggap tidak menyelesaikan akar masalah dari krisis pangan. Berikut beberapa himbauan dan permintaan yang nyeleneh terkait krisis pangan, dirangkum dari berbagai sumber.
1. Puan Maharani minta rakyat miskin tidak banyak makan
Pada 2019, Puan Maharani yang kala itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bergurau meminta rakyat miskin untuk tidak terlalu rutin makan. Kejadian itu berawal dari Gubernur Bali saat itu, Made Mangku Pastika yang meminta Puan untuk menambah alokasi raskin di Bali.
"Tadi saya sudah berkonsultasi dengan DPRD Bali dan Bappeda Bali untuk menambah kuota raskin di Bali karena, dari data yang dikeluarkan oleh BPS Bali, jumlah orang miskin naik dari 4,7 persen menjadi 5,2 persen," ujar Pastika, saat itu.
Puan yang hadir dalam acara itu pun menjawab permintaan Pastika dengan berseloroh. Ia meminta rakyat miskin untuk diet dan tidak makan terlalu banyak. Pernyataan Puan Maharani itu tidak berkaitan dengan kenaikan harga beras.
Ia meminta rakyat miskin untuk diet dan tidak makan terlalu banyak. "Jangan banyak-banyak makanlah, diet sedikit tidak apa-apa," kata Puan, berseloroh.
2. Jokowi minta tanam cabai
Berbeda dengan Puan Maharani, Presiden Jokowi minta masyarakat menanam cabai untuk menghadapi krisis pangan pada 2022. Permintaan ini ditujukan untuk mengatasi krisis pangan akibat dampak perang yang menyebabkan terhambatnya rantai pasok pangan.
Jokowi pun meminta masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan di rumah tangga yang kosong. Sehingga kebutuhan pangan masyarakat tercukupi, terutama cabai.
"Urusan cabai, urusan ini yang seharusnya rumah tangga-rumah tangga di desa itu bisa menanam itu, di polybag atau di pekarangannya sehingga tidak ada yang namanya kita ini kekurangan cabai atau harga cabai naik drastis," kata Presiden Jokowi saat meninjau dan menanam kelapa genjah di Desa Giriroto, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada Kamis, 11 Agustus 2023, dikutip dari Antara.
Selain itu, Presiden Jokowi mendorong menanam komoditas lainnya seperti kelapa genjah. Pasalnya, komoditas ini dapat diolah menjadi berbagai bahan pangan seperti gula semut.
3. Megawati menyarankan memasak tanpa minyak goreng
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyarankan memasak dengan cara alternatif lain sebagai pengganti minyak goreng di saat krisis pangan. IA menjelaskan masyarakat bisa memasak dengan mengukus atau merebus untuk menggantikan minyak goreng jika harganya melambung.
"Jadi kenapa kok saya dibilang 'Ibu ini tidak peduli kalau tidak ada minyak goreng', saya sangat peduli. Tapi anak-anak kita dikasih apa kalau ibu-ibu seharian antre minyak goreng? Anak-anak sudah dibuatkan makan belum ya kalau sudah pulang sekolah?" pungkas Megawati.
Namun demikian, ucapan Megawati tersebut mendapat kecaman dari berbagai pihak. Salah satunya Pakar politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin yang menilai saran Megawati kurang peka dan tidak menyentuh akar permasalahan dari minyak goreng. Menurutnya Megawati mestinya meminta Jokowi dan Puan Maharani untuk mengamankan pasokan minyak goreng, bukan meminta rakyat merebus makanan.
KHUMAR MAHENDRA I M JULNIS FIRMANSYAH I SDA
Pilihan Editor: Fakta atau Hoaks: Benarkah Puan Maharani Salahkan Rakyat yang Rutin Makan atas Kenaikan Harga Beras