TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut ada desakan dari pemerintah Selandia Baru agar proses pembebasan pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens tidak menimbulkan korban. Saat ini Philips Max Mehrtens masih disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Menurut Moeldoko, saat ini TNI dan Polri sudah melakukan soft approach dan hard approach dalam usaha pembebasan tersebut. Tujuannya, kata Moeldoko, agar tidak ada korban jiwa dari pihak yang disandera. "Jadi kami juga akan melihat dinamika lapangannya, kalau tentara nanti ngawur memunculkan korban, kan repot juga. Harus dikalkulasi dengan sebaik-baiknya, tidak boleh ada tindakan-tindakan yang gegabah," kata Moeldoko.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara soal nasib Philips Max Mehrtens. Aparat TNI-Polri sudah beberapa kali melakukan operasi pembebasan pilot asal Selandia Baru tersebut, namun sampai sekarang belum membuahkan hasil. "Kami akan terus berusaha, bernegosiasi. Sebetulnya banyak hal yang kita lakukan di sana, tetapi tidak bisa saya buka di sini," kata Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin, 3 Juli 2023.
Kepolisian Daerah Papua (Polda Papua) menyatakan Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Egianus Kogoya meminta uang tebusan Rp 5 miliar untuk membebaskan pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens. Polisi menyebut permintaan itu disampaikan KKB di awal-awal masa penyanderaan. "Saat di awal penyanderaan minta tebusan Rp 5 M," kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar Ignatius Benny, pada Jumat, 30 Juni 2023.
Benny mengatakan kepolisian sebenarnya sempat ingin memenuhi permintaan tersebut. Uang tebusan rencananya akan disiapkan menggunakan anggaran Pemerintah Daerah Papua. Akan tetapi, beberapa waktu kemudian KKB menutup pintu komunikasi dengan aparat Indonesia. "Tidak pernah ada komunikasi hingga sekarang dari pihak KKB pimpinan Egianus Kogoya," kata dia.
Philips Max Mehrtens telah disandera oleh OPM sejak 7 Februari 2023. Saat itu pesawat yang dipilotinya, pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter dengan nomor penerbangan SI 9368, hilang kontak usai mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, 7 Februari lalu. Belakangan diketahui, pesawat itu diserang dan dibakar oleh OPM pimpinan Egianus Kogoya.
Pesawat yang diterbangkan Philips membawa lima penumpang dan take off dari Bandara Mozes Kilangin Kabupaten Mimika menuju Bandara Paro Distrik Paro Kabupten Nduga. Lima penumpang yang dibawa Philips kemudian dibebaskan OPM. OPM mengirim ancaman yang disampaikan oleh Philips Max Mehrtens dalam pesan video pada Jumat, 27 Mei 2023. Dalam video tersebut, tampak Philips diapit oleh Egianus Kogoya dan pasukannya. Video tersebut dikirim oleh juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom. “Militer Papua kasih dua bulan lagi untuk semua negara yang lain untuk bicara dengan Indonesia untuk Papua merdeka. Kalau sudah dua bulan dan mereka tidak bicara dengan Papua, mereka akan tembak saya,” kata Philips dalam video.
M JULNIS FIRMANSYAH I M ROSSENO AJI
Pilihan Editor: Urung Tembak Pilot Susi Air, OPM Bersedia Bebaskan Philips