TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan jumlah negara yang menjadi pasien International Monetary Fund (IMF) sudah mencapai 98 negara. Informasi ini Jokowi dapatkan langsung dari Managing Director IMF Kristalina Ivanova Georgieva saat menghadiri KTT G7 di Hiroshima, Jepang pada Mei 2023.
Menurut Jokowi, banyaknya negara yang menjadi pasien IMF ini menjadi indikasi kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja.
"Yang menjadi pasien sudah 96 negara, dulu tahun 98 ada berapa sih? 10 aja ngga ada," ujar Jokowi dalam Rakornas BPKP di Jakarta Timur, Rabu, 14 Juni 2023.
Jokowi menyebut di Eropa saat ini bahkan secara teknis sudah memasuki masa resesi. Ia menyebut Indonesia harus berhati-hati agar tidak ikut masuk dalam perangkap resesi tersebut.
"Oleh karena itu, setiap Rupiah yang kita belanjakan di APBN dan APBD semuanya harus produktif karena cari uangnya sangat sulit. Baik itu lewat pajak, PBB, royalti, dividend, tidak mudah sekarang ini," kata Jokowi.
Klaim pertumbuhan ekonomi Indonesia baik
Meski mewanti-wanti terhadap resesi, Jokowi menyebut kondisi ekonomi Indonesia masih terbilang baik. Ia mengklaim saat KTT G20 kemarin Indonesia termasuk negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik.
"G20 masuk di dua besar (pertumbuhan ekonomi) terbaik. Tahun lalu 5,3 persen growth kita, kuartal sekarang masih di atas 5 persen, inflasi turun menjadi 4 persen. Ini makronya sudah bagus, tapi harus diawasi," kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi meminta agar lembaga pengawasan seperti BPKP untuk memaksimalkan fungsinya. Ia berharap seluruh uang negara dan daerah yang digunakan dapat kembali lagi ke masyarakat.
M JULNIS FIRMANSYAH
Pilihan Editor: Jokowi Restui Kaesang Pangarep Maju Pilwakot Depok 2024