TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dianggap berkontribusi dalam gagalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Ganjar menolak keikutsertaan Israel dalam turnamen sepak bola usia muda tersebut karena mengaku mengikuti arah politik Bung Karno. Penolakan serupa juga disampaikan berbagai pihak termasuk Gubernur Bali Wayan Koster yang merupakan rekan separtai Ganjar.
Akibatnya, elektabilitas ganjar jeblok di beberapa survei. Menanggapi hal ini, periset dari Aksara Research and Consulting dan Lembaga Survei Nasional ikut mengomentari jebloknya elektabilitas Ganjar yang menolak kedatangan Timnas Israel.
Periset Aksara: Turun Signifikan di Kalangan Anak Muda, Masih Ada Waktu untuk Perbaiki
Direktur Eksekutif Aksara Research and Consulting Hendri Kurniawan menilai sikap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menolak Timnas Israel bermain dalam Piala Dunia U-20 berdampak terhadap elektabilitas di kalangan anak muda.
"Suporter bola ini kan rata-rata anak muda. Saya melihat sikap dia kemarin akan berdampak elektabilitas di kalangan anak muda. Dampaknya signifikan menurut saya," ujarnya setelah menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk Peluang Pemimpin Muda dalam Pilkada Jawa Tengah 2024 di Kota Semarang pada Rabu, 5 April 2023.
Menurut dia, untuk memulihkan elektabilitasnya, Ganjar perlu mengubah sikapnya terhadap hal-hal yang digandrungi kalangan anak muda. "Event-event berkaitan anak muda Ganjar harus mendukung," sebut Hendri.
Dia menyebut, berdasarkan riset yang pernah dilakukan Aksara nama Ganjar cukup dikenal di mata pemilih muda. "Survey kami pada Desember kemarin elektabilitas Ganjar tinggi di kalangan anak muda. Di angka sekitar ineterval 25 persen," sebutnya.
Namun, penurunan elektabilitas Ganjar bisa cepat membaik lantaran Pilpres 2024 masih cukup lama. Sementara masyarakat Indonesia sering cepat melupakan dinamika politik yang pernah terjadi. "Ingatan masyarakat kita yang pendek ini bisa melupakan itu," kata dia.