TEMPO.CO, Jakarta - Nama Kaesang Pangarep menjadi perbincangan hangat belum lama ini. Putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini diminta ikut maju sebagai calon Wali Kota Depok dalam Pilkada 2024.
Dorongan terhadap Kaesang itu disampaikan oleh Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat GP Center, Thomas Djunianto. Dukungan tersebut disampaikan melalui postingan di Instagram berupa poster dan narasi. Menurutnya, Depok butuh pemimpin yang muda dan bikin masyarakatnya ceria. “Jadi dibawa asyik,” kata Thomas, Rabu, 29 Maret 2023.
Alasan lainnya, kata dia, rekam jejak famili Kaesang yang juga politikus. Tak hanya karena ayahnya yang seorang Presiden. Kaesang merupakan adik Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sekaligus adik ipar Wali Kota Medan Bobby Nasution. Akankah suami Erina Gudono ini bakap menyusul jadi Wali Kota juga?
Berikut kilas balik perjalanan Gibran Rakabuming Raka jadi Wali Kota Solo dan Bobby Nasution jadi Wali Kota Medan.
1. Perjalanan Gibran Rakabuming Raka jadi Wali Kota Solo
Langkah Gibran menjadi calon Wali Kota Solo penuh aral. Setelah sempat ditentang oleh sejumlah anggota partai, kader PDIP yang baru masuk dunia politik pada September 2019 itu akhirnya melenggang di bursa Pilkada Solo 2020. Dia disandingkan dengan Teguh Prakosa.
Pada 9 September 2029, Teguh Prakosa telah mendaftar sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Solo terlebih dahulu ke DPC PDIP Surakarta. Dia mendaftar bersama Achmad Purnomo sebagai bakal calon Wali Kota yang akan didampinginya. Pada 18 September, Gibran menemui Wali Kota Solo yang merupakan Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo. Pertemuan di Loji Gandrung itu untuk menanyakan mekanisme pencalonan Wali Kota Solo melalui PDIP.
Beberapa hari berselang, atau 23 September, Gibran resmi jadi anggota PDIP Solo yang juga merupakan partai bapaknya itu. Kemudian pada 12 Desember, putra sulung Jokowi ini mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Solo melalui Dewan Pimpinan Pusat PDIP. Sayangnya pencalonan Gibran ditolak oleh DPC PDIP Solo karena mereka sudah lebih dulu mengusung Purnomo-Teguh.
Lalu pada 19 Desember Ratusan simpatisan PDIP yang menamakan dirinya Banteng Solo Tengah Bersatu menggelar aksi di depan kantor DPC PDIP Kota Solo. Mereka mendeklarasikan dukungan kepada Purnomo-Teguh. Pada 2020, tepatnya 10 Februari, Gibran dan rivalnya, pasangan Purnomo-Teguh, mengikuti uji kelayakan dan kepatutan untuk maju dalam pemilihan Wali Kota Solo.
Kemudian pada 24 Februari, Gibran diangkat menjadi anggota kehormatan Banser Surakarta. Pada 9 Maret DPP PDIP menyatakan sudah memutuskan kandidat yang akan diusung menjadi calon Wali Kota Solo. Namun mereka masih enggan menyebutkan nama. Pada 24 April, Purnomo menyatakan mundur dari bursa pencalonan. Dia beralasan ingin berfokus menangani wabah Covid-19.
Pada 7 Juni, DPC PDIP Solo menolak permintaan Purnomo mundur dari pencalonan. Purnomo diminta tetap menjadi rival Gibran sampai terbitnya rekomendasi partai. Sebulan lebih berselang, 16 Juli, Jokowi memanggil Purnomo ke Istana Negara. Dia diberitahu PDIP merekomendasikan Gibran sebagai calon Wali Kota Solo.
Esoknya, 17 Juli, PDIP mengumumkan Gibran sebagai kandidat yang akan diusung di Solo. Sementara Teguh Prakosa sebagai pendampingnya. Saat Pilkada, pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa melawan Bagyo Wahyono-FX Supardjo. Gibran menang telak dengan perolehan suara 86,5 persen berdasarkan hasil rapat pleno KPU.
Selanjutnya: Begini perjalanan Bobby Nasution jadi Wali Kota Medan