TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut Leaders' Declaration atau komunike yang dicapai dalam KTT G20 Bali telah disepakati oleh semua pemimpin G20 yang hadir, termasuk Rusia. Pernyataan ini disampaikan Jokowi, sekalipun paragraf tiga dalam deklarasi ini mengutuk keras Perang Ukraina.
Jokowi menyebut paragraf ketiga inilah yang sangat menjadi perdebatan alot dalam KTT kali ini. Paragraf tersebut mengenai penyikapan pemimpin G20 terhadap perang Ukraina.
"Sampai tengah malam kami berbicara mengenai ini," kata Jokowi dalam konferensi pers usai penutupan KTT G20 Bali di Bali International Convention Center, Rabu, 16 November 2022.
Tapi akhirnya, kata dia, deklarasi di Bali ini bisa dicapai melalui konsensus. Pemimpin G20, kata dia, menyepakati bahwa perang berdampak negatif pada ekonomi global dan pemulihan ekonomi global tidak akan tercapai tanpa perdamaian.
Baca juga: Jokowi dan Pemimpin G20 Gelar Pertemuan Tertutup
Dokumen Leader's Declaration KTT G20 Bali yang berisi 1.186 halaman ini memuat 52 poin utama dari sikap pemimpin G20 dalam pertemuan dua hari terakhir. Di antaranya menyatakan bahwa sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina.
Anggota juga menekankan bahwa perang ini menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa. "Serta memperburuk situasi ekonomi global yang sedang rapuh," demikian salah satu poin dalam Leader's Declaration ini.
Selain deklarasi, Jokowi menyebut para pemimpin G20 juga telah menyetujui untuk menghasilkan kerja sama konkret di bidang kesehatan. Salah satunya dana pandemi alias pandemic fund senilai US$ 1,4 miliar.
"Ada perwakilan Rusia yang hadir di KTT saat itu, meskipun alot, tetapi telah disahkan," kata dia.
Jokowi juga menegaskan lagi bahwa G20 merupakan forum ekonomi, finansial, pembangunan, dan bukan forum politik. "Jangan ditarik-tarik ke politik," kata dia.
Dalam KTT kali ini, Rusia diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Lavrov hanya hadir di hari pertama KTT, pada Selasa, 15 November, dan langsung pulang pada malam harinya.
Rusia justru menganggap negara-negara Barat telah mempolitisasi komunike KTT G20, yang menyuarakan kecaman atas agresinya ke Ukraina. Lavrov menuduh Barat mendorong untuk memasukkan kalimat yang mengutuk invasi ke Ukraina atas nama semua negara peserta.
"Rekan-rekan Barat kami mencoba segala cara untuk membuat deklarasi itu dipolitisasi dan mencoba mendorong melalui bahasa yang menyiratkan mengutuk tindakan Federasi Rusia atas nama seluruh (anggota) G20, termasuk kami. Tapi mari kita lakukan ini dengan cara yang adil dan mari kita perjelas bahwa, dalam topik ini, kita memiliki perbedaan," kata Lavrov saat diwawancara rombongan media dari Rusia, pada Selasa, 15 November 2022.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa KTT telah menghasilkan Leaders Declaration. Artinya kalau tidak disepakati semua peserta, maka bentuknya akan berbeda.
Setelah konferensi pers, Tempo berupaya mengkonfirmasi ke Retno soal sikap Lavrov yang menuduh adanya politisasi dalam komunike G20. Akan tetapi, Retno tak bersedia lagi melayani pertanyaan.
Baca juga: Jokowi Buka KTT G20: Kita Tak Boleh Jatuh ke Perang Dingin Lagi