Anggota Komisi Kepolisian Nasional, Yusuf Warsyim mengungkapkan bahwa alat pendeteksi kebohongan milik Kepolisian Republik Indonesia saat ini tergolong baru. Menurut dia, akurasi alat ini bisa mencapai 93 persen.
"Dalam pantauan kami, poligraf Polri sendiri adalah produk tahun 2019, buatan US dan sudah tersertifikasi baik secara internasional dan ISO. Termasuk operator sudah memiliki sertifikasi di US," kata Yusuf pada keterangan tertulis Jumat 9 September 2022.
"Tingkat akurasi di atas 93 persen sebahai syarat hasilnya dapat pro justitia dan dapat dijadikan alat bukti di PN ( petunjuk dan keterangan ahli)," tambahnya.
Sebelumnya, kelima tersangka pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J telah menjalani tes poligraf atau uji kebenaran. Diketahui bahwa saat uji tersebut Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu, Kuat Ma'ruf, dan Bipka Ricky Rizal terbukti jujur pada Selasa 6 September 2022.
"Barusan saya dapat hasil sementara uji polygraph terhadap RE, RR dan KM, hasilnya 'No Deception Indicated' alias jujur," tutur Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi, Selasa 6 September 2022.
Dua tersangka pembunuhan Brigadir J lainnya, Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo juga menjalani tes poligraf. Hanya saja, polisi tak mengungkapkan hasilnya ke publik.