Tulisan ini adalah bagian dari seri tulisan edisi khusus tentang 7 perempuan kepala daerah berprestasi pilihan tempo.co. Tulisan mendalam liputan ini dapat dibaca di Inspirasi dari Perempuan Kepala daerah.
TEMPO.CO, Jakarta - Winarti meracik strategi pembangunan fisik dan nonfisik daerahnya dari janji kampanyenya pada pemilihan Bupati Tulang Bawang pada 2017. Janji kampanye itu ia wujudkan dalam 25 program yang ia namai Bersama Melayani Warga alias BMW.
Di antara semua program, pelayanan publik menjadi salah satu program ia prioritaskan. Ia ingin mengubah catatan merah menjadi hijau dan bahkan terbaik se-Provinsi Lampung. “Salah satu perubahan yang terlihat adalah yang sebelumnya tidak ada menjadi ada,” ujar Winarti di kantornya pada Selasa, 2 Agustus 2022.
Untuk meningkatkan pelayanan publik, dia memanfaatkan kantor lama bupati yang tidak terpakai menjadi mal pelayanan publik. Walau begitu, keinginannya memperbaiki layanan publik sempat diragukan. Menurut Winarti, dia mesti berhadapan dengan masalah klasik birokrasi: berbelit-belit dan lelet dalam melayani. Namun dia berkeras mengubah pelayanan publik Kabupaten Tulang Bawang menjadi lebih baik.
Kesungguhannya membawa hasil. Perbaikan pelayanan publik yang ia dorong meraih sejumlah penghargaan. Misalnya, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi memberi predikat A- berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik tahun 2021. Namun wargalah yang paling merasakan manfaatnya.
Anhar, warga Kecamatan Gunung Meneng, merasa terbantu dengan adanya mal pelayanan publik. Laki-laki 20 tahun itu sedang mengurus dokumen kependudukan untuk pindah alamat. Pengurusan pergantian kartu keluarga dan kartu tanda penduduk menjadi lebih mudah melalui aplikasi yang disediakan. Petugas mengabarkannya bahwa dokumen yang dia urus selesai saat itu juga. “Lumayan majulah. Untuk proses input data, sudah pakai digital semua,” kata Anhar.
Penggunaan aplikasi memudahkan kalangan muda atau mereka yang melek teknologi. Namun orang tua yang tak mengerti teknologi cukup kerepotan. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dedy Palwadi, menyadari masalah ini. Solusinya, kata Dedy, “Mereka lebih baik datang bawa saja berkas, kasih tahu bahwa mau buat izin.” Dokumen yang diurus pun bisa selesai hari itu juga.
Program andalan Winarti yang lain adalah Grebek Stunting. Progam ini dibuat untuk menekan angka stunting. Secara berkala tenaga kesehatan turun ke lapangan memeriksa anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Kegiatan itu menyasar setiap kampung dan digelar di balai kampung atau puskesmas. Petugas kesehatan melakukan jemput bola atau door-to-door. Petugas kesehatan akan mengukur tinggi dan berat badan anak-anak. Petugas juga memberi asupan, seperti vitamin, obat-obatan untuk anak, dan membagikan makanan tambahan kepada ibu hamil.
Walhasil, survei Status Gizi Nasional 2021 menunjukkan penurunan signifikan angka stunting di Tulang Bawang. Pada 2018, angka stunting tercatat 32,49 persen; pada 2021 tersisa 9,5 persen. “Insyaallah dengan pendampingan dan program kesehatan yang cukup masif, angka stunting akan terus menurun,” ujar Winarti.