TEMPO.CO, Jakarta - Eks Presiden ACT (Aksi Cepat Tanggap), Ahyudin, menjalani pemeriksaan selama sekitar 16,5 jam di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri. Ahyudin mengaku diperiksa terkait dengan dana dari perusahaan pesawat terbang asal Amerika Serikat, Boeing.
Ahyudin mendatangi Bareskrim Mabes Polri pada Kamis, 21 Juli 2022 sekitar pukul 10.00 WIB. Berdasarkan pantauan Tempo, dia keluar pada Jumat dini hari, 22 Juli 2022, tepatnya sekitar pukul 02.20 WIB.
"Materi pemeriksaan hari ini masih melanjutkan dari penyidikan yang kemarin. Banyak banget detil tentang tata kelola lembaga, dan soal Boeing cukup didalami," ujar Ahyudin usai pemeriksaan di gedung Bareskrim Polri, Jakarta pada Jumat, 22 Juli 2022.
Aksi Cepat Tanggap mengelola uang dari Boeing yang merupakan dana sosial ahli waris korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 pada 2018 lalu. Pengelolaan dana sosial dengan total Rp 138 miliar ini diduga bermasalah. Polisi menduga pihak ACT mengunakan sebagian dana tersebut untuk pembayaran gaji ketua, pengurus, pembina hingga staf lembaga filantropi tersebut.
Ahyudin menjelaskan dirinya sebagai Ketua Dewan Pembina di ACT baru mengtahui adanya kerja sama antara ACT dengan Boeing pada 21 Januari 2021. Ketika itu, dia mengaku baru diberi tahu oleh tim ACT bahwa ada dana masuk ke ACT sekitar Rp 138 miliar.
"Kemudian tentu saja saya memberikan arahan bagaimana program ini bisa berjalan sebaik-baiknya," ucapnya.
Ahyudin menyatakan, sebagai ketua dan pembina ACT, tidak terlibat dalam operasional organisasi program itu berjalan. Tetapi, pada September 2021 ia mengaku mendapatkan informasi dari timnya bahwa pekerjaan itu sudah berjalan 50 persen, walaupun durasi kerja sama sampai Februari 2022. Dia pun mengaku kembali memberi arahan untuk mempercepat kemajuan program tersebut.
Menurut dia, program itu sudah macapai 75 persen per Januari 2022. Dia pun menyatakan terjadi perpanjangan durasi waktu kerja sama dengan Boeing yang semula sampai Februari 2022 diperpanjang hingga Juli 2022. Alasannya, terdapat kendala teknis di lapangan selama pandemi yang membuat pengurus ACT kesulitan.
Namun, pada 11 Januari 2022, ia sudah tidak lagi di ACT. "Padahal 15 Februari itu saya punya rencana untuk melakukan evaluasi lagi supaya proyek Boeing ini, yang nggak gede-gede amat sebenernya bisa selesai di bulan April 2022," tuturnya.
Ahyudin berujar dirinya belum tahu hasil pemeriksaan hari ini maupun kemungkinan adanya pemeriksaan lanjutan. Ia mengatakan baru akan mendapat kabar lebih lanjut dari kepolisian pada Senin, 25 Juli 2022. Namun Ahyudin memastikan selama 3 hari ke depan dirinya tidak akan diperiksa.
"Senin baru ada pemberitahuan ya mudah-mudahan pemberitahuan yang baik lah, terutama untuk bangsa ini," kata dia.
Penyelewengan dana ACT ini terbongkar setelah Majalah Tempo memuat laporan investigai beberapa pekan lalu. Dalam ulasannya, Tempo menuliskan adanya penyelewengan dana bantuan oleh para petinggi ACT untuk kepentingan pribadi dan pemenuhan gaya hidup. Sebagian duit Boeing itu juga diduga digunakan untuk menutup pembiayaan program ACT yang lain.