INFO NASIONAL - Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade, mengatakan pembangunan di kabupaten tersebut saat ini fokus untuk mengembangkan sektor pariwisata dan pertanian, sekaligus membenahi infrastruktur jalan sebagai penunjang dua sektor tersebut.
Yohanis mengakui pandemi Covid-19 selama dua tahun terkhir telah menghambat rencananya menjalankan visi dan misi untuk membangun Sumba Barat mengejar ketertinggalan dari daerah-daerah lain di Indonesia. “Apalagi karena keterbatasan SDM dan modal sehingga terkesan jalan di tempat,” katanya beberapa waktu lalu kepada Tempo.
Menurut Yohanis, sebenarnya pendapatan daerah dari tahun ke tahun tetap meningkat jadi tetap ada kemajuan yang dicapai oleh Sumba Barat. “Apalagi sektor pariwisata juga banyak yang berminat,” ucapnya. Terlihat dari sejumlah hotel mewah yang berdiri di daerah tersebut, seperti Hotel Nihiwatu Sumba di Pantai Nihiwatu yang menyajikan pemandangan memukau.
“Hotel itu dibangun mengikuti kondisi alam di Nihiwatu. Banyak selebritas dan wisatawan dari luar (negeri) datang karena tempat itu sangat terjaga privasinya. Selain Pantai Nihiwatu, kita juga ada Pantai Dassang, Pantai Mambang Lamboya, dan lainnya,” kata Yohanis.
Selain keindahan alam, Yohanis melanjutkan, Kabupaten Sumba Barat juga memiliki kampung-kampung adat yang menjaga tradisi. Hal ini sangat potensial sebagai daya tarik wisata. Misalnya Kampung Tarung, setidaknya terdapat 100 rumah adat dengan atap tinggi yang disebut rumah menara. Kampung Tarung memelihara adat Wullo Padu, sebuah tarian ritual warisan leluhur. “Itu adalah tarian dari zaman megalitik, terpelihara budayanya,” kata Yohanis.
Selain Kampung Tarung, ada pula Kampung Adat Ratenggaro, Kampung Adat Reda Mata, Kampung Adat Omba Rade, Kampung Adat Mawulodung, dan banyak lagi. “Sumba itu memang berbeda. Kota kami itu banyak kampung adat, jadi kota di tengah kampung dan kampung di dalam kota,” ucapnya.
Sektor pertanian juga menjadi perhatian Yohanis. “Kami sebagian besar petani. Jadi, kami kembangkan itu. Pertama irigasinya lalu alat pertanian (alsintan), pupuk juga kita siapkan melalui subsidi dan bantuan-bantuan untuk kelompok. Kelompok tani kita hidupkan, kita beri binaan dengan melibatkan seluruh penjuru pertanian,” kata Yohanis yang mengemban misi menjadikan produk pertanian sebagai penyangga pangan untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Demikian pula, kelompok ternak dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi target untuk didorong mendukung perekonomian. “Termasuk pedagang kaki lima, ke depan akan kita siapkan permodalan,” ujar bupati kelahiran 1960 itu.
Dia sangat berterima kasih atas dukungan pemerintah pusat yang memberi perhatian pada pembangunan di Sumba Barat, terutama sektor pariwisata dan pertanian. Kini saatnya seluruh masyarakat, seluruh jajaran di Pemerintah Kabupaten Sumba, bergerak bersama membangun daerah mereka.
“Kita tidak ada waktu lagi berjalan cepat, tapi harus berlari cepat untuk mengejar ketertinggalan sehingga apa yang menjadi visi misi kami terkait Sumba Barat yang maju, berdaya saing, dan berkeadilan dapat terwujud,” ujar Yohanis. (*)