Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buya Syafii Maarif Wafat, Begini Pemikirannya tentang Negara dan Agama

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Kabar wafatnya Buya Syafii ini pertama kali disebar oleh Menko Polhukam, Mahfud Md, melalui akun Twitter resminya, @mohmahfudmd. TEMPO//Hilman Fathurrahman W
Kabar wafatnya Buya Syafii ini pertama kali disebar oleh Menko Polhukam, Mahfud Md, melalui akun Twitter resminya, @mohmahfudmd. TEMPO//Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ulama dan cendekiawan Muslim Indonesia Ahmad Syafii Maarif atau akrab dipanggil Buya Syafii wafat pada hari ini, Jumat, 27 Mei 2022, di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta. Kepergian mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini membuat orang-orang mengenang pemikirannya tentang agama dan negara.

Dikutip dari artikel berjudul Pemikiran Politik Negara dan Agama Ahmad Syafii Maarif yang terbit di Jurnal Politik Muda pada 2012, Buya Syafii memandang pola hubungan negara dan agama bukan hanya pola hubungan dikotomis yang saling meniadakan.

Islam bukan semata-mata ritual peribadatan hamba kepada Tuhannya, melainkan Islam juga mengatur kaidah-kaidah dan batas-batas dalam muamalah dan bersosial dalam masyarakat. Karena itu, harus ada negara atau kekuasaan politik yang melindungi dan menjaga aturan-aturan itu.

Wawasan kekuasaan dalam Islam haruslah disinari dengan wawasan moral. Sejarah telah menunjukkan, kekuasaan Islam dalam berbagai zaman di berbagai negara seringkali mengkhianati cita-cita politik Islam itu sendiri.

Menurut pemahaman Buya Syafii, Islam bukan hanya cita-cita moral dan nasehat-nasehat agama yang bisa lepas begitu saja. Tetapi, Islam memerlukan sarana untuk mewujudkan cita-cita moralnya yang meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia.

Al-Qur’an telah menjelaskan seluruh dimensi kehidupan manusia. Karena itu, jika ada pemikir Muslim berpendapat sekuler atau Islam dan negara harus dipisahkan, menurut Buya Syafii, pendapat itu tidak memiliki landasan teoritis yang kuat.

Dalam pandangan Buya Syafii, tidak ada pemisahan antara negara dan agama berdasarkan Al-Qur’an. Q.S Al-An’am ayat 162 menegaskan “Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup matiku, adalah untuk Allah, pemelihara alam semesta.”

Ayat ini menjelaskan, salat di masjid, jualan di pasar, atau pidato dalam parlemen tidak bisa ditempatkan dalam kategori dikotomis antara ibadah dan kerja sekuler. Salat di masjid adalah ibadah, sedangkan pidato dalam parlemen merupakan kerja sekuler yang harus berada di bawah wawasan moral dan etika Al-Qur’an.

Al-Qur’an juga banyak membicarakan tentang negara. Tetapi, Buya Syafii menolak pendapat Islam adalah negara (daulah) dan agama (din). Menurut dia, negara adalah sesuatu yang mutable (berubah) sesuai dengan tuntutan ruang dan waktu, sedangkan agama merupakan sesuatu yang immutable (tetap) tidak lekang oleh ruang dan waktu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena itu, Buya Syafii menolak gagasan tentang negara Islam. Menurut dia, gagasan negara Islam tidak memiliki basis religio-intelektual yang kukuh. Hasil karya Nabi Muhammad SAW, Piagam Madinah, tidak menyingung masalah negara Islam sama sekali. Tidak heran Buya Syafii menganggap fenomena Negara Islam merupakan fenomena abad 20.

Posisi nabi Muhammad dalam Al-Qur’an adalah seorang rasul, meskipun tidak bisa dipungkiri ia pernah menjabat sebagai pemimpin negara sekaligus pemimpin agama. Kedudukan ini termaktub dalam Q.S Ali-Imron ayat 144 “Muhammad hanyalah seorang Rasul”.

Ayat inilah yang digunakan Buya Syafii untuk menolak statement Islam adalah agama dan negara. Menurut dia, statement ini akan mengaburkan hakikat yang sebenarnya dari posisi kenabian Muhammad SAW.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW tidak pernah mendeklarasikan dirinya sebagai penguasa dan tidak pernah mendeklarasikan sistem dan bentuk pemerintahan baku dalam Islam. Ini menunjukkan Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang visioner dan paham masyarakat muslim adalah masyarakat yang dinamis dan pluralis.

Karena itu, sekalipun Buya Syafii menyerukan pentingnya negara dalam Islam, tetapi dia menolak pandangan yang mengatakan Islam adalah daulah dan din.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Eks Ketum PP Muhammadiyah Buya Syafii Tutup Usia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

10 Negara Terpanas di Dunia, Ada yang Mencapai 48,5 Derajat Celcius

18 jam lalu

Berikut ini deretan negara terpanas di dunia, sebagian besar adalah negara kepulauan yang suhu udaranya dipengaruhi oleh kenaikan suhu air laut. Foto: Canva
10 Negara Terpanas di Dunia, Ada yang Mencapai 48,5 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terpanas di dunia, sebagian besar adalah negara kepulauan yang suhu udaranya dipengaruhi oleh kenaikan suhu air laut.


10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia. Foto: Canva
10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.


Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

2 hari lalu

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menghadiri acara Halalbihalal dan Silaturahmi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Senen, Jakarta, Minggu, 28 April 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?


Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

2 hari lalu

Mahfud MD di UII Yogyakarta Selasa (30/4). Dok.istimewa.
Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.


Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

3 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat


Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

4 hari lalu

Ada banyak manfaat perdagangan internasional untuk masyarakat dan negara. Di antaranya bisa menggerakan perekonomian dan membuka lapangan kerja. Foto: Canva
Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.


Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

4 hari lalu

Ilustrasi pendidikan di sekolah.
Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.


Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

4 hari lalu

Pusat Sejarah Bukhara, di Uzbekistan. UNESCO menetapkan tempat ini sebagai situs warisan dunia pada tahun 1993. Terletak di Jlaur Sutra, Bukhara adalah contoh paling komplit kota abad pertengahan di Asia Tengah, termasuk makam Ismail Samani, dan manara masjid Poi-Kalyan dari abad ke-11. AP/Fotolia
Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

Uzbekistan, tempat kelahiran Imam Bukhari, seorang periwayat hadis yang dihormati.


Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

5 hari lalu

Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?


Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

6 hari lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.