TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi Lembaga Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan elektabilitas Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) turun cukup signifikan dari survei terakhir pada Februari lalu.
Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah menengarai, penurunan elektabilitas ini merupakan imbas dari wacana penundaan Pemilu yang digulirkan oleh dua ketua umum partai tersebut, yakni Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Survei IPO menunjukkan, PDI Perjuangan berada di posisi nomor wahid 26,1 persen, Partai Gerindra 12,7 persen, disusul Partai Demokrat 10,3 persen, dan Partai Golkar di posisi keempat 8,5 persen.
"Elektabilitas Golkar turun signifikan, pada Februari itu masih di angka dua digit, posisi tiga besar. Sekarang sudah disalip Demokrat. PKB juga mengalami penurunan signifikan dari sebelumnya posisi kelima, turun ke posisi tujuh, diungguli NasDem dan PKS," ujar Dedi, Senin, 28 Maret 2022.
Adapun elektabilitas PKS di posisi kelima dengan 6,1 persen, Partai NasDem 5,8 persen, PKB 4,6 persen, Partai Perindo 3, 8 persen, PPP 2,6 persen dan PAN 2,2 persen.
"Jadi wacana penundaan Pemilu yang digulirkan ketua-ketua umum partai berdampak negatif pada elektoral partai. Sebaliknya, partai yang menolak atau menunjukkan sikap antitesa terhadap wacana itu, elektabilitasnya cenderung naik," tutur Dedi.
Survei ini dilakukan pada periode 11-17 Maret 2022. Wawancara penelitian ini dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden. Dengan merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei di tahun 2019 s.d 2021. Dari total populasi tersebut terdapat 7.200 responden yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 1.220 responden yang dijadikan informan dalam penelitian periode ini.
Metode survei ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2,9 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sampel bertingkat.
DEWI NURITA
Baca: Survei IPO: Masalah Minyak Goreng Penyebab Kepuasan Atas Kinerja Jokowi Anjlok