“Untuk wilayah Jawa Tengah, Banyumas memang berada di peringkat satu untuk tingkat inflasi,” terang Warsono, juru bicara Bank Indonesia Cabang Banyumas, Jumat (9/1). Penyumbang inflasi terbesar berasal dari bahan makanan yang mencapai 18,12 persen. Sedangkan sektor perumahan dan energi menyumbang inflasi sebesar 14,76 persen.
Meski demikian, Warsono optimistis kinerja sektor perbankan bakal meningkat pada tahun ini. “Pertumbuhan kredit diprediksikan naik hingga 22,6 persen,” katanya. Warsono mengatakan, baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat masih menunjukkan kinerja yang sehat. Menurut dia, bank di Banyumas masih memiliki rasio kecukupan modal di atas 10 persen.
Sementara itu untuk kredit bagi Usaha Kecil dan Menengah, Warsono mengatakan ada peningkatan dibandingkan tahun lalu sekitar 21,73 persen. Jika pada 2007 kredit yang dikucurkan kepada UKM besarnya mencapai Rp 7,2 triliun, maka pada 2008 mengalami kenaikan menjadi Rp 7,4 triliun.
“Kucuran kredit perbankan pada 2008 memang sekitar 97 persen untuk UKM,” ucap dia. Lebih jauh Warsono mengatakan resiko kredit macet juga mengalami perbaikan. Jika pada 2007 nilai kredit macet mencapai 3,17 persen, maka pada 2008 mencapai 2,84 persen.
Jika kredit UKM mengalami kenaikan, maka berbeda dengan jumlah uang palsu yang berhasil dikumpulkan oleh Bank Indonesia. Sepanjang 2008, BI berhasil mengumpulkan 2.055 lembar uang palsu berbagai pecahan. Jumlah tersebut meningkat ketimbang 2007 yang mencapai 1.980 lembar atau senilai Rp 105,7 juta.
ARIS ANDRIANTO