INFO NASIONAL - Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta mencatat hasil positif berupa penurunan jumlah kendaraan yang sangat signifikan selama penerapan ganjil genap saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Rata-rata volume harian sebelum ganjil genap dan sebelum PPKM Darurat, 1 Juni – 2 Juli 2021 yakni jumlah kendaraan 300.030, dan sesudah ganjil genap, 12 Agustus – 7 September 2021, jumlah kendaraan 199.405. Mengalami penurunan sebesar 66 persen,” ujar Kepala Dishub Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo yang diterima Info Tempo, Senin, 27 September 2021.
Hingga saat ini, ganjil genap di DKI Jakarta masih berlaku sesuai perpanjangan periode PPKM Level 3 sejak 21 September-4 Oktober 2021. Kawasan yang terkena kebijakan ganjil genap mencakup Jalan MH Thamrin, Jalan Sudirman, dan Jalan Rasuna Said–mulai dari Simpang Mampang Prapatan hingga Simpang Jalan Imam Bonjol.
Syafrin menuturkan, penetapan di tiga ruas jalan tersebut merupakan pilihan Polda Metro Jaya, dengan ketentuan di lokasi tersebut mayoritas merupakan perkantoran yang menerapkan Work From Home (WFH) untuk membatasi mobilitas selama masa PPKM ini. Penerapan ganjil genap ini berlaku setiap hari, termasuk Sabtu dan Minggu, dengan jadwal pukul 06.00 - 20.00 WIB.
Selain itu, kebijakan ganjil genap juga diberlakukan di sejumlah lokasi wisata. Ketetapan ini merujuk Instruksi Mendagri Nomor 42 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4, Level 3, dan Level 2 Covid-19 di Wilayah Jawa Bali. Ini diperkuat dengan berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1096 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3 Covid-19.
Dalam keputusan itu, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, meminta agar aturan pelat nomor kendaraan ganjil genap itu mulai dilakukan pada Jumat pukul 12.00 WIB hingga Minggu pukul 18.00 WIB. Adapun ganjil genap di lokasi wisata meliputi Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Taman Impian Jaya Ancol, dan Setu Babakan.
Lebih lanjut, Syafrin menyebut, bila level PPKM di DKI Jakarta terus menurun yang mengakibatkan meningkatnya mobilitas warga, penerapan kebijakan ganjil genap akan diperluas menjadi 25 ruas jalan. “Namun, ini masih dalam pembahasan,” katanya.
Sejumlah warga berpendapat, kebijakan ganjil genap cukup efektif menekan jumlah kendaraan. Dandy Putra, 32 tahun, mengatakan lebih cepat tiba di kantornya di Jalan Sudirman. “Lumayanlah, bikin jalan nggak terlalu macet,” katanya saat dihubungi lewat aplikasi pesan. Dandy dapat mengatur agar bekerja dari rumah atau WFH di tanggal ganjil, lantaran nomor mobilnya bernomor akhir genap.
Sementara Renty, ditemui di sebuah rumah makan di Lenteng Agung, Minggu, 26 September, gagal ke Ancol karena kebijakan ganjil genap di tempat wisata. “Tapi nggak apa. Ini mungkin cara terbaik supaya orang nggak berjubel di tempat wisata, ya. Jadi, bisa menekan penularan COVID-19,” katanya. (*)