INFO NASIONAL – Wakil Ketua MPR Dr. Jazilul Fawaid, SQ, MA bersilaturahmi ke komunitas Masyarakat Adat Kabuyutan Dayeuh Luhur, Gegerkalong, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 25 September 2021. Kunjungan tersebut juga bertujuan lebih mengenal komunitas yang dikenal sangat memegang teguh tradisi dan budaya leluhur.
Jazilul Fawaid disambut langsung oleh sesepuh dan tokoh Kabuyutan, Abah Yusuf, dan mengajaknya ke padepokan yang berlantai dua dan berbahan dasar bambu. Di padepokan itu, Jazilul Fawaid atau lazim disapa Gus Jazil disuguhi berbagai penganan khas lokal. Ditampilkan pula seni pencak silat yang dibawakan oleh anak-anak muda Kabuyutan usia belasan tahun.
"Alhamdulillah, saya diberi kesempatan sowan ke Kabuyutan Dayeuh Luhur. Masyarakat Adat ini merupakan salah satu sentrum pelestarian nilai-nilai budaya suku Sunda di Jawa Barat. Dari perbincangan dengan Abah, saya tangkap memang komunitas ini sangat teguh berpegang dan berperilaku mengikuti tradisi leluhur," ujar Gus Jazil, dalam penjelasannya usai pertemuan.
Menurut dia, keteguhan sikap komunitas Kabuyutan memelihara warisan leluhur patut diapresiasi. Mereka mampu bertahan sementara banyak tradisi budaya asli Indonesia yang tergerus perkembangan jaman dan dikhawatirkan menghilang.
"Yang membuat saya makin kagum adalah pesan dari Abah bagi seluruh warga Kabuyutan, NKRI dan Merah Putih adalah harga mati serta kebhinnekaan Indonesia mesti dijaga. Ternyata semangat Empat Pilar yang merupakan misi MPR sudah lama diimplementasikan di sini," tutur Gus Jazil.
Pesan kedua yang ia dapat dari Abah yakni hidup harus manis. Walaupun dalam menjalani kehidupan bertemu dengan asam, pahit dan getir, namun manis harus diraih dengan upaya yang baik.
"Menurut saya, apa yang disampaikan Abah itu sangat sesuai dengan perjalanan bangsa ini. Selama 76 tahun rakyat Indonesia pasti menemui pahit, getir, susah, sengsara dalam menjalani proses membangun bangsa. Tapi, semua harus dirasakan manis. Sebab, rasa manis ini akan mengukuhkan kita dan memberikan semangat. Saya rasa nilai-nilai tersebut bisa kita pelajari dan diterapkan dalam situasi bangsa sulit akibat pandemi ini," ujar dia.
Di sesi akhir pertemuan, Gus Jazil menerima hadiah khusus dari Sesepuh Kabuyutan berupa ikat kepala kain berwarna hitam bermotif yang biasa dipakai para tetua Kabuyutan, dan satu setel pakaian adat berwarna hitam. (*)