TEMPO Interaktif, Denpasar: Menteri Luar Negeri Hassan Wirajudha menyatakan, Indonesia kehilangan salah-satu diplomat terbaiknya, mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas. “Kami sangat berduka. Sampai akhir hidupnya beliau masih memperjuangkan perdamaian dan keamanan dunia,” kata Hassan, usai menutup Bali Democracy Forum di Nusa dua, Bali, Kamis (11/12).
Ali Alatas meninggl tadi pagi di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singaputa sekitar pukul 07.30 WIB. Menurut Hassan semasa hidup almarhum mendedikasikan hidupnya bukan hanya untuk kepentingan Indonesia. Dalam posisi sebagai senior diplomat di Perserikatan Bangsa-bangsa, Ali Alatas menempatkan diri sebagai juru bicara negara berkembang dalam membangun era baru ekonomi dunia.
Selama 3 tahun dari 1993-1996, Ali Alatas memimpin pembicaraan damai antara MNLF dengan pemerintah
Filipina yang menghasilkan Manila Peace Agreement. “Beliau memegang peran kunci dalam pembicaraan East Timor pada 1993-1999," katanya. Meskipun sudah pensiun sebaga menteri, menurut
Hassan, Ali Alatas masih terlibat dalam berbagai posisi penting di PBB dan di tingkat ASEAN Charter menjadi anggota Eminen Person Group “Bagi saya , beliau adalah seorang bapak,” sebut Hassan.
Ali Alatas menjadi mentor yang baik terutama saat diberi kesempatan menjadi Ketua Komite Gabungan dalam masalah pnyelesaian konflik Filipina Selatan. Begitu pun saat Hassan terlibat dalam proses pembicaraan Tripartit soal Timor Timur pada 1989-1997.
ROFIQI HASAN