Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Hari Pramuka yang Diperingati Setiap 14 Agustus

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Salah satu kegiatan Pramuka Indonesia, seperti aksi kemanusian untuk meringankan beban warga yang terkena musibah. MARIA FRANSISCA
Salah satu kegiatan Pramuka Indonesia, seperti aksi kemanusian untuk meringankan beban warga yang terkena musibah. MARIA FRANSISCA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak 1961, setiap 14 Agustus, masyarakat Indonesia memperingatinya sebagai Hari Pramuka yang dicetuskan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno untuk menyatukan seluruh gerakan kepanduan yang ada di tanah air.

Nama Pramuka diusulkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana IX, yang mendapat inspirasi dari kata Poromuko, pasukan terdepan dalam perang. Kata Pramuka diejawantahkan menjadi Praja Muda Karana atau “Jiwa Muda yang Gemar Berkarya”.

Gerakan kepanduan pertama kali dicetuskan oleh seorang anggota angkatan darat di Inggris, Robert Baden-Powell. Pada 1906 hingga 1907, Powell menulis buku Scouting for Boys, yang kemudian hari menjadi buku panduan yang digunakan di seluruh dunia. Buku tersebut berisi tuntunan untuk melatih keterampilan dan ketangkasan, survival, serta pengembangan moral.

Sejarah gerakan kepanduan di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Hindia-Belanda, yakni pada 1912, ditandai dengan adanya cabang kepanduan Nederlandsche Padvinders Organisatie atau NPO yang memiliki kwartir besar saat perang dunia I pecah. NPO kemudian diganti menjadi Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging atau NIPV pada 1916 oleh S. P. Mangkunegara VII di Surakarta.

Dilansir dari laman pramukababel.or.id, gerakan kepanduan NIPV ternyata sejalan dengan pergerakan nasional seperti Padvinder Muhammadiyah yang pada 1920 berganti nama menjadi Hizbul Wathan atau HW, Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Padvinderij yang didirikan oleh organisasi Syarikat Islam yang kemudian diganti namanya menjadi Syarikat Islam Afdeling Pandu atau SIAP, Nationale Islamietische Padvinderij atau NATIPIJ yang didirikan oleh Jong Islamieten Bond dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie atau INPO yang didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Pada 23 Mei 1928, dibentuklah federasi kepanduan Indonesia yaitu Persaudaraan Antara Pandu Indonesia atau PAPI dengan anggotanya yaitu Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS. Namun federasi ini tidak bertahan lama karena adanya fusi. Kemudian pada 1930 didirikan Kepanduan Bangsa Indonesia atau KBI yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders atau Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij) dan Pandu Kebangsaan.

Satu dekade berselang, PAPI yang sempat mengalami fusi kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia atau BPPKI pada April 1938. Antara tahun 1928 hingga 1935 banyak bermunculan gerakan kepanduan di Indonesia baik yang beraliran kebangsaan maupun bernapaskan agama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepanduan yang beraliran kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan gerakan kepanduan yang bernapaskan agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).

Dilansir dari Semarangkota.go.id, untuk mengupayakan kesatuan dan persatuan gerakan kepanduan, BPKKI merencanakan All Indonesian Jamboree yang kemudian diganti menjadi Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Kemudian pada 1941, Soekarno berkeinginan untuk menyatukan semua gerakan kepanduan yang ada di Indonesia. Atas usulan Sri Sultan Hamengkubuwana IX, gerakan kepanduan Indonesia kemudian diberi nama Pramuka, singkatan dari Praja Muda Karana, yang ditetapkan pada 14 Agustus 1961. Sejak saat itu, setiap 14 Agustus akan diperingati sebagai Hari Pramuka oleh masyarakat Indonesia.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Mengenal 4 Tingkatan Gerakan Pramuka Berdasarkan Kelompok Umur

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sumber Kekayaaan Romy Soekarno, Anggota DPR Baru yang Geser Arteria Dahlan dan Sri Rahayu

19 hari lalu

Romy Soekarno. Dok.TEMPO/Aditia Noviansyah
Sumber Kekayaaan Romy Soekarno, Anggota DPR Baru yang Geser Arteria Dahlan dan Sri Rahayu

Mengintip harta anggota DPR RI periode 2024-2029, Romy Soekarno, yang kerap kali pamer kemewahan, mulai dari naik helikopter hingga jet pribadi.


Sri Rahayu dan Arteria Dahlan Mundur, Cucu Sukarno Dapat Tiket ke Senayan

21 hari lalu

Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Arteria Dahlan saat menemui massa pendemo yang terdiri dari mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024. Mereka memastikan PDIP akan bersama para mahasiswa memperjuangkan agar RUU Pilkada tidak jadi disahkan menjadi UU. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Sri Rahayu dan Arteria Dahlan Mundur, Cucu Sukarno Dapat Tiket ke Senayan

Dua caleg terpilih PDIP Sri Rahayu dan Arteria Dahlan resmi mengundurkan diri. Langkah keduanya memberi jalan cucu Sukarno, Romi Sukarno, ke Senayan.


Gertak Pratama Pro Pecahkan Rekor MURI, Tanam 20 Ribu Bibit Pohon Mangga

29 hari lalu

Penjabat Wali Kota Probolinggo Nurkholis (kanan), menerima penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia di Probolinggo, pada Jumat 20 September 2024. Dok. Pemkot Probolinggo.
Gertak Pratama Pro Pecahkan Rekor MURI, Tanam 20 Ribu Bibit Pohon Mangga

Mangga-mangga yang ditanam adalah jenis Manalagi dan Arumanis, yang merupakan tanaman endemik Kota Probolinggo


Mencoreng Nama Baik Sukarno, Begini Sejarah dan Isi TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967

39 hari lalu

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Mencoreng Nama Baik Sukarno, Begini Sejarah dan Isi TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967

TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Sukarno, mencoreng nama Bung Karno.


Penjabat Bupati Banyuasin: Pramuka Generasi Pembawa Perubahan Bangsa Indonesia

53 hari lalu

Penjabat Bupati Banyuasin, Muhammad Farid selaku Ketua Majelis Pembimbing Cabang (MABICAB) menyematkan tanda penghargaan kepada anggota pramuka di Hari Pramuka ke – 63, di Lapangan Munai Serumpun Pangkalan Balai , Kamis, 29 Agustus 2024. Dok. Pemkab Banyuasin
Penjabat Bupati Banyuasin: Pramuka Generasi Pembawa Perubahan Bangsa Indonesia

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin akan terus mendukung Gerakan Pramuka dengan menjadikannya sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di setiap sekolah.


Termasuk Jokowi, Ini 3 Presiden Indonesia yang Memilih Tinggal di Istana Kepresidenan

16 Agustus 2024

Presiden Joko Widodo menyampaikan pengarahan kepada kepala daerah seluruh Indonesia di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa 13 Agustus 2024. Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menekankan melalui pembangunan IKN, pemerintah ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk membangun ibu kota negara sesuai keinginan dan desain pemerintah, meskipun memakan waktu yang cukup lama. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Termasuk Jokowi, Ini 3 Presiden Indonesia yang Memilih Tinggal di Istana Kepresidenan

Berikut tiga Presiden Indonesia yang benar-benar tinggal di Istana Kepresidenan.


Niat Satria Ingin Membawa Indonesia Mendunia Lewat Pramuka

15 Agustus 2024

Pemimpin Upacara pada perayaan Hari Pramuka ke-63 yang juga Siswa kelas 3 SMAN 101 Jakarta, Satria Gilang Qhomarudin (18) di sela upacara di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, pada Rabu (14/8/2024). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Niat Satria Ingin Membawa Indonesia Mendunia Lewat Pramuka

Melalui Pramuka, Satria mengaku mendapatkan banyak pelajaran, termasuk meningkatkan rasa percaya diri.


19 Pelajar di Wonogiri Tertimpa Pohon Tumbang Saat Upacara Hari Pramuka, 6 Anak Masih Dirawat di RS

14 Agustus 2024

Ilustrasi Pramuka. Getty Images
19 Pelajar di Wonogiri Tertimpa Pohon Tumbang Saat Upacara Hari Pramuka, 6 Anak Masih Dirawat di RS

Pohon kering yang sudah mati itu tiba-tiba tumbang dan menimpa para pelajar yang sedang mengikuti upacara Hari Pramuka.


Hari Pramuka: Asal-muasal Warna Seragam Pramuka, Coklat Tua dan Coklat Muda

14 Agustus 2024

Siswa siswi berseragam pramuka berfoto selfie usai mengikuti upacara Hari Ulang Tahun Pramuka Ke-53 di pelataran Monumen Nasional (Monas), Jakarta, 14 Agustus 2014. Tempo/Aditia Noviansyah
Hari Pramuka: Asal-muasal Warna Seragam Pramuka, Coklat Tua dan Coklat Muda

Warna seragam pramuka atau pandu umumnya dua warna utama: coklat tua dan coklat muda. Di Hari Pramuka hari ini, menarik jika menengok asal-usulnya.


Hari Pramuka Indonesia Diperingati Setiap 14 Agustus, Tak Bisa Dipisahkan dari Sultan Hamengkubuwono IX

14 Agustus 2024

Anggota pramuka penegak SDN Jatisari Semarang memberi hormat bersama sama di depan bendera merah putih usai dicuci pada kegiatan kemah hari pramuka di sekolahnya, Selasa 13 Agustus 2024. Kegiatan yang diikuti 150 anggota pramuka ini untuk meningkatkan nasionalisme pada anggota pramuka sekaligus memperingati hari pramuka dan hari kemerdekaan Indonesia. (Tempo/Budi Purwanto)
Hari Pramuka Indonesia Diperingati Setiap 14 Agustus, Tak Bisa Dipisahkan dari Sultan Hamengkubuwono IX

Hari Pramuka Indonesia sudah diresmikan sejak 63 tahun lalu yang diperingati setiap 14 Agustus. Sebelum diresmikan, terdapat berbagai latar belakang sejarah Hari Pramuka.