"Menggunakan soft power yang sifatnya pemberdayaan masyarakat Thailand Selatan," kata Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Samsuddin dalam acara buka puasa bersama di kediamannya Komplek Pejaten Elok, Jakarta Selatan (21/09).
Berdasarkan hasil pertemuannya dengan Kerajaan Thailand berserta Menteri Luar Negeri, Panglima Militer serta 700 ulama Thailand ada tiga agenda yang saat ini sedang diupayakan. Muhammadiyah meminta pemerintah Thailand tidak menggunakan kekuatan militer karena bisa membuat upaya perdamaian semakin rumit.
Muhammadiyah meminta pemerintah menggunakan agenda peningkatan kesejahteraan. Pertama, pencerahan dakwah dengan mengirimkan tenaga Dai maupun memberikan pencerahan kepada Dai Thailand yang datang ke Indonesia. Kedua, revitalisasi pendidikan Islam dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam. Ketiga, pemberdayaan ekonomi lewat pendirian lembaga-lembaga keuangan mikro.
Ketiga agenda ini masih dalam tahap pembicaraan dengan pemerintah Thailand. Prinsip dari agenda ini yakni perdamaian akan terwujud dengan adanya kesejahteraan. "Kalau masih ada kelaparan, keterbelakangan, kebodohan di kalangan rakyat Thailand Selatan pasti perdamaian sulit terwujud," kata Din.
Sejauh ini Muhammadiyah di Thailand Selatan telah berhasil mendapatkan sebidang tanah seluas 7 hektar dari pemerintah Thailand. Tanah itu rencananya akan digunakan sebagai lokasi pembangunan sekolah Muhammadiyah yang terintegrasi dari tingkat SD hingga SMU.
Upaya perdamaian yang dilakukan Muhammadiyah ini melengkapi upaya yang dilakukan pemerintah yang diprakarsai oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Din menambahkan, hasil pertemuannya dengan Raja Thailand, ia diminta membantu terciptanya perdamaian di lima provinsi bagian Thailand Selatan.
Aqida Swamurti