TEMPO.CO, Jakarta - Empat nama digunakan survei Indo Barometer saat membuat simulasi pilihan calon presiden berdasarkan pilihan partai politik. Empat nama itu Joko Widodo atau Jokowi, Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Airlangga Hartarto itu dipilih untuk menyesuaikan dengan UU pemilu yang mensyaratkan pasangan calon yang dapat maju di Pemilu 2024 akan ditentukan oleh parpol yang mendapatkan kursi dan suara di pemilu 2019. Syarat minimalnya 20 persen kursi atau 25 persen suara. Dengan syarat itu dan melihat hasil pemilihan legislatif 2019, Indo Barometer memprediksi kemungkinan akan muncul tiga atau empat pasang calon.
Jokowi dianggap mewakili koalisi PDIP, Airlangga mewakili koalisi Golkar, Prabowo mewakili koalisi Gerindra dan Anies mewakili koalisi gabungan. Meskipun Jokowi masuk dalam periode dua pemerintahannya, simulasi capres dalam survei tetap memasukkan namanya untuk melihat dampak dan pengaruh Jokowi dalam konstelasi pilihan masyarakat. "Hasil survei kami menunjukan basis Joko Widodo adalah PKB, PDIP, Golkar, Nasdem, Perindo, PSI, dan PBB," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari di Hotel Atlet Century, Senayan pada Ahad, 23 Februari 2020.
Basis Prabowo Subianto adalah Gerindra, Berkarya, PPP, Hanura, dan Demokrat. Adapun basis Anies Baswedan ada di PKS dan PAN.
Jika dirinci, angka Anies sebagai capres pada Pemilu 2024 pilihan PKS sebesar 39,8 persen. selanjutnya PAN sebesar 34,5 persen. PPP selaku partai pendukung Jokowi, dinilai akan mengusung Prabowo Subianto sebesar 32,1 persen, Anies Baswedan 25 persen dan, Joko Widodo 21,4 persen. Sedangkan basis Airlangga Hartarto masih di bawah 5 persen, Golkar sendiri tampak cenderung mengusung Jokowi atau Prabowo.
Survei Indo Barometer ini dilakukan pada 9-15 Januari 2020 dengan menggunakan metode pengambilan sampel acak berjenjang (multistage random sampling) yang melibatkan sampel sebanyak 1.200 responden dari seluruh Indonesia. Adapun margin of error survei ini sebesar ± 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.